Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kaltara tahun ini ditarget meningkat dari tahun lalu. PAD yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah, dipatok mencapai Rp 560 miliar, atau naik Rp 67 miliar dari target PAD tahun lalu sebesar RP 493 miliar.
Dikatakan Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kaltara Busriansyah, sektor pajak daerah akan menjadi penopang utama realisasi PAD Kaltara, karena ditarget mencapai hingga Rp 363 miliar.
"Tercatat hingga 5 Februari tahun ini, realisasi pendapatan sudah mencapai Rp 33 miliar atau 9,16 persen," sebutnya, kemarin (8/2).
Melihat tren daya beli masyarakat Kaltara yang mengalami alami peningkatan, sangat berpengaruh pada realisasi pajak daerah. Penerimaan pajak daerah sendiri terbagi menjadi lima kategori. Meliputi, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Bea Balik Nama Kendaraan (PKBBNKB), Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (BBKB), Pajak Air Permukaan (PAP) dan Pajak Rokok.
Diakui Busriansyah, tahun ini pihaknya mengubah strategi dengan meningkatkan seluruh jenis penerimaan yang telah ditargetkan. Kondisi perekonomian yang makin membaik, menjadi faktor utama pendapatan pajak daerah bisa meningkat.
"Apalagi APBD dan APBN saat ini mulai berjalan. Termasuk proyek investasi besar pun mulai masuk," imbuhnya. Hal itu memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga produksi tinggi juga turut meningkat.
Dia juga mengatakan, realisasi tahun lalu mencapai 115,82 persen atau melampaui target. Ditegaskan, untuk menentukan target tidak bisa hanya dengan perkiraan. Tentunya ada tolok ukur yang komperhensif. "Pertimbangannya objek pajak, pertumbuhan setiap bulan, dan realisasi penerimaan tiap hari berapa. Dengan menggunakan pola real time tentunya," tutupnya. (uno/udi)
