Sejak ditutup pada 28 Desember tahun lalu, sebagian eks pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Bengawan dan Karang Agas belum juga dipulangkan.
Dikatakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Hendra Arfandi, jumlah PSK yang masih bertahan di Tarakan mencapai puluhan orang.
“Wanita pekerja seks komersial ini ada sebanyak 83 lagi totalnya,” ujar Hendra Arfandi kepada awak media.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemkot Tarakan, sebanyak 74 PSK berharap dapat dipulangkan ke kampung halaman, sedangkan 9 di lainnya ingin menetap di Tarakan.
Sementara 46 PSK lainnya, diduga tidak hadir atau sudah pulang saat dilakukan pendataan. “Kan total keseluruhan di dua lokalisasi tersebut sebanyak 129 PSK. 101 di Bengawan Indah dan 28 PSK di Karang Agas,” ujarnya.
Belum adanya kejelasan pemulangan PSK, menurut Hendra, karena pihaknya masih menunggu pencairan bantuan dari Kementerian Sosial maupun provinsi. Sesuai janji, setiap PSK diberikan Rp 5,5 juta. Pencairannya menunggu petunjuk teknis dari kementerian terkait.
Selama menunggu kejelasan pemulangan, Hendra memastikan Pemkot Tarakan tidak menelantarkan para PSK. Mereka tetap mendapatkan biaya makan dengan hitungan Rp 25 ribu per hari per orang.
“Kami siapkan (anggaran makan untuk PSK, red) sampai tiga bulan ke depan. Makanya kami berharap begitu Kementerian Sosial mengeluarkan anggarannya, bantuan dari provinsi juga bisa cair,” tuturnya.
Meski masih di Tarakan, Hendra menegaskan Pemkot Tarakan menjamin tidak ada lagi praktik prostitusi di dua lokalisasi tersebut. Pengawasan dilakukan melalui Satpol PP maupun aparat kepolisian.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satpol PP dan PMK Tarakan Hanip menuturkan, pihaknya masih rutin melakukan pengawasan terhadap lokalisasi tersebut setiap hari.
“Pagi, sore, dan malam kami awasi. Itu rutin tiap hari kami laksanakan (pengawasan) sampai sekarang,” tutur Hanip beberapa waktu lalu. (mrs/udi)
