Tarakan Krisis Air Bersih

- Selasa, 26 Februari 2019 | 13:44 WIB

TARAKAN – Ketersediaan air baku PDAM Tirta Alam Tarakan semakin menipis dalam sebulan terakhir. Bahkan, Direktur PDAM Tirta Alam Tarakan, Said Usman Assegaf mengklaim Tarakan sudah krisis air.

Pasalnya kemampuan PDAM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Tarakan tinggal 30 persen saja secara keseluruhan. “Jadi ini sudah krisis berat. Kemarin kami masih bisa mengalirkan, tapi sekarang sudah tidak bisa lagi. Kami sudah bikin surat, sudah sampaikan ke Pak Wali, bahwa Tarakan krisis,” ujar Said kepada awak media, ditemui Senin (25/2).

Dijelaskannya, sejumlah instalasi pengolahan air (IPA) milik PDAM Tirta Alam sudah tidak mampu mengalirkan air secara normal. Seperti IPA di Kampung Satu dan Kampung Bugis. Hanya IPA Persemaian saja yang masih mampu.

“Itu pun sudah turun 70 liter per detik dari 130. Hanya 65 persen,” beber pria yang juga dosen Universitas Borneo Tarakan ini.

Dijelaskan Said, embung di Kampung Satu sudah mengalami krisis air baku secara total. Saat ini hanya memanfaatkan air dari sungai yang ada di sekitar embung. Itu pun dengan kapasitas yang terbatas.

Dengan kondisi tersebut, sangat mengganggu pelayanan untuk warga yang berdomisili di Kelurahan Gunung Lingkas, Kampung Satu/Skip, sekitar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Ladang Dalam, Mamburungan, Kampung Empat, Kusuma Bangsa dan Pamusian. Saat ini pelanggan di wilayah tersebut sudah tak bisa menikmati layanan air PDAM. 

Sementara dampak dari tak maksimalnya IPA Kampung Bugis, dirasakan sebagian warga Karang Balik, jalan Purnawirawan, Kampung Baru (belakang Kantor Pos) dan sebagian Kampung Bugis.  

“Jadi ada sebagian memang bisa mengalir, tapi enggak penuh karena instalasi masih jalan cuma sudah turun. Dari 130 liter per detik, sudah turun,” bebernya.

Hanya embung Persemaian yang masih mampu menyuplai air ke warga meskipun kemampuannya juga tidak maksimal. Dikarenakan embung Persemaian mendapat suplai air dari embung Bengawan yang belum difungsikan karena belum dibangun IPA.

Untuk bisa mengembalikan kondisi normal, Usman hanya berharap hujan dengan intensitas tinggi selama seminggu di Tarakan.  Kalau hanya dua sampai tiga hari, dinilai tidak mencukupi.

Menurut Usman, hujan yang turun di sela kemarau ini sifatnya tidak merata. Ada hujan deras, tetapi bukan di daerah embung. (mrs/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X