Percikan Api Muncul saat Penyedotan Kondensat

- Selasa, 19 Maret 2019 | 13:58 WIB

Lead of HSE and Pasec Tarakan and Bengara Operation PT Medco E&P Indonesia, Zaid Talib, memberikan keterangan pers terkait insiden di Stasiun Pengumpul Utama Gas (SPUG) G-8, Minggu (17/3).

Dijelaskannya, sebelum insiden yang mengakibatkan satu pekerja meninggal dunia dan satu lainnya terluka, pihaknya melakukan kegiatan pigging atau pembersihan pipa jalur Bunyu-Tarakan.

“Kegiatan pigging yang dilaksanakan oleh PT Medco E&P Tarakan bekerja sama dengan PLN dan PGN. Jadi pekerjaan ini pada dasarnya pekerjaan rutin untuk pemeliharaan jalur pipa yang kita rencanakan dijalankan mulai hari Minggu dini hari sampai Minggu siang, tanggal 17 Maret kemarin,” ujar Zaid Talib, Senin (18/3).

Dalam kegiatan itu, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak Sabtu (16/3), termasuk mencoba peralatan pompa dan fire hydrant di stasiun. “Kita testing, berjalan baik,” sambungnya.

Pada Sabtu sore, pihaknya juga sudah menyiapkan fire truk di lokasi stasiun. Posisinya antara tiang dan stasiun G-8. Menurut Zaid, pihaknya merencanakan tiga kali peluncuran pigging dalam bentuk foam chemical yang dimulai Minggu dini hari, atau pada pukul 00.10 Wita.

Dari kegiatan pertama, Zaid memperkirakan seharusnya pigging tiba di receiver Binalatung sekitar pukul 05.15 Wita. Tapi setelah dicek di lokasi, belum ada tanda-tanda masuk.

Peluncuran pingging kedua dilakukan pukul 06.00 Wita. Sekira pukul 06.45 Wita, mulai ada aliran ikutan kondensat atau cairan menyerupai minyak yang berasal dari ikutan gas di dalam pipa.

Untuk menampung kondensat, menurut, pihaknya sudah menyiapkan 5 tangki untuk penampungan di stasiun G-8 sebelum disedot. Namun, khusus kegiatan yang berujung insiden tersebut, sudah diperkirakan jumlah kondensat akan meningkat, lebih banyak dari biasanya. Pihaknya pun  juga menyiapkan dua unit tangki portabel.

Tapi, sekira pukul 07.16 Wita, insiden kebakaran terjadi tanpa diduga. Kebakaran itu terjadi saat dilakukan penyedotan kondensat menggunakan vacuum truck.

“Setelah pekerjaan penyedotan oleh vacuum truck itu berjalan beberapa menit, tiba-tiba terjadi percikan api, diikuti suara, ya semacam ledakan,” tuturnya.

Zaid menegaskan, suara keras yang terdengar dari insiden tersebut bukanlah ledakkan. Hanya efek dari percikan api.

“Beda ya, antara suara ledakan sama suara percikkan. Cuma mungkin volume suaranya cukup keras, cukup mengganggu, sehingga terjadi kebakaran,” jelasnya.

Zaid yakin pihaknya sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

“Kami bisa meyakini bahwa semua langkah-langkah persiapan, baik teknis maupun dokumen sudah kita penuhi sesuai dengan standar di industri migas,” tegasnya.

Menurutnya, sesuai SOP, ada beberapa barang yang tidak diperbolehkan dibawa masuk dalam stasiun. Seperti handphone, senjata tajam, senjata api, hingga korek api. Karena barang-barang tersebut bisa memicu timbulnya api.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X