TANJUNG SELOR – Pemadaman listrik bergilir yang terus berlanjut, tak hanya dikeluhkan warga Tanjung Selor dan sekitarnya, karena banyak aktivitas yang terhambat.
Namun, juga berdampak pada distribusi air bersih. Karena pompa milik PDAM Danum Benuanta masih mengandalkan listrik PLN. Sehingga distribusi air bersih pun ikut macet.
“Listrik mati, air juga ikut mati. Kalau begini terus, jadi susah,” ujar Vina, warga Tanjung Selor dengan nada kesal.
Karena itu, warga ingin ada solusi bagi pihak terkait agar segera mengatasi “krisis” listrik di ibu kota Kaltara. Deby, warga Jalan Semangka, misalnya. Dia mengatakan, selama pemadaman bergilir yang sudah hampir sebulan belakangan, cukup mengganggu. Apalagi, dia juga merasakan bahwa pemadaman bergilir sudah tidak sesuai jadwal.
"Mudah-mudahan setelah ini tidak ada pemadaman lagi," ujarnya, Sabtu (30/3).
Warga lainnya, Wahyu, juga menyampaikan hal sama. Namun, dia pasrah. “Mau gimana lagi. Kita tunggu saja (listrik kembali normal)," singkatnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bulungan Faisal Fikri mengatakan, sebagai salah satu kebutuhan masyarakat, listrik saat ini merupakan hal yang sangat penting. Jika tidak ada jalan keluar dari PLN, pihaknya segera menghadirkan PLN untuk rapat dengar pendapat.
“Kalau semisal tidak ada hasil, kita panggil PLN,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, dampak yang ditimbulkan selama pemadaman bergilir begitu merugikan masyarakat. Utamanya sisi ekonomi, usaha kecil yang dijalankan masyarakat jadi terhambat.
“Kami sesalkan, karena pemadaman ini banyak masyarakat yang dirugikan dari sisi ekonomi,” ujarnya.
Dia juga menyoroti perpanjangan jadwal pemadaman bergilir. Karena dikhawatirkannya dapat menimbulkan reaksi dari masyarakat. “Ini yang perlu jadi perhatian. PLN harus menyelesaikan permasalahan (pemadaman bergilir, Red) ini," ujarnya. (*/fai/fen)
