TANJUNG SELOR - Aktivitas ekspor-impor yang masih dilakukan di luar pelabuhan yang ada di Kalimantan, menurut Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, sangat berkaitan dengan rencana pembangunan Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI).
Dijelaskannya, di Indonesia sudah ditetapkan pelabuhan yang bisa langsung mengekspor ke luar negeri, adalah yang memiliki konektivitas nasional maupun internasional.
"Tidak semua pelabuhan bisa ekspor. Jika pemerintah kita tetap ingin ekspor, tapi negara lain tidak bisa, maka tak boleh masuk," terangnya, kemarin (2/4). Karena itu, pelabuhan yang akan dibangun di daerah nantinya ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan. Agar pelabuhan tersebut masuk dalam lintas pelayaran internasional.
Terkait hasil pengembangan ekspor Kaltara yang mengalami penurunan sejak Januari lalu, disebabkan karena banyaknya barang yang didatangkan, tapi tidak ada yang dijual ke luar.
"Kebanyakan kebutuhan kita untuk bahan pokok. Termasuk produksi batu bara pun mengalami penurunan," ujarnya. Diperkirakan pada Mei dan Juni, pengembangan ekspor bisa mengalami kenaikan.
Dari data BPS Kaltara, hingga Februari total ekspor komoditi melalui pelabuhan di Kaltara mencapai USD 83,50 juta atau turun sebesar 9,22 persen. Untuk total ekspor dilakukan melalui pelabuhan di luar Kaltara mencapai USD 11,64 juta. Paling banyak melalui pelabuhan DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. (uno/udi)