Cabai Lokal Lebih Mahal

- Senin, 6 Mei 2019 | 13:26 WIB

TARAKAN – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Tarakan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar, kemarin (5/5). Hasilnya, ditemukan sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga. Paling signifikan harga cabai rawit yang mencapai Rp 90 ribu per kilogram.

Itu merupakan harga cabai rawit dari petani lokal. Sedangkan cabai rawit dari luar Tarakan dijual Rp 70 ribu/kg. Purwanti, pedagang di Pasar Gusher, mengaku terjadi kenaikan harga. Biasanya, cabai rawit ia jual dengan harga Rp 50 ribu/kg. Namun, dia menyebut bahwa kenaikan harga baru sejak Sabtu (4/5).

Wali Kota Tarakan yang juga Ketua TPID, Khairul tidak memungkiri kenaikan harga cabai rawit. Penyebabnya, selain karena kualitas cabai rawit lokal yang lebih terasa pedasnya, juga karena pasokan dari luar yang berkurang.

“Setelah ini kami akan bahas bagaimana untuk mencari solusi supaya lombok ini bisa stabil harganya. Tentu dengan mendatangkan dari luar,” ujar Khairul.

Selain cabai rawit, sejumlah komoditas lain juga mengalami kenaikan. Namun, Khairul menilai masih dalam ambang wajar. Seperti harga ayam ras atau ayam potong yang mencapai Rp 38-45 ribu per kilogram.

“Rata-rata kalau kita banding dengan sebelum-sebelumnya, tidak terlalu banyak kenaikannya,” ujarnya.

Meski demikian, Khairul menyebut beberapa kebutuhan pokok perlu penambahan stok. Seperti gula pasir dan daging. Khairul berharap kebutuhan masyarakat bisa tercukupi sampai Idulfitri.

Dari sidak yang dilakukan TPID, juga memastikan tidak adanya penimbunan barang yang dibutuhkan warga. Khairul menegaskan tidak akan main-main dengan distributor yang melakukan hal itu. Akan diberikan sanksi tegas.

Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyawan mengingatkan agar pedagang tidak mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara yang tidak dibenarkan dalam aturan. Pihaknya akan turut mengawasi.

“Kita ada Satgas Pangan gabungan, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Bulog, untuk mendeteksi apabila ada pihak-pihak yang berupaya berbuat kecurangan,” ujarnya.

Di lain pihak, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltara Hendrik Sudaryanto menyarankan agar Pemkot Tarakan jeli melihat waktu pendistribusian kebutuhan sembako. Dengan demikian, dapat menjaga inflasi harga.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata dia, harga sejumlah kebutuhan pokok kerap mengalami lonjakan saat momentum puasa dan menjelang Lebaran Idulfitri. Seperti cabai rawit, bawang merah, bawang putih, daging ayam potong.

Sementara itu, berdasarkan pendataan yang sudah dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara. Indeks Harga Konsumen (IHK) jenis bumbu-bumbuan mengalami peningkatan 272,59 poin. Sebelumnya menyentuh 241,09 poin. Hal tersebut mengakibatkan inflasi kelompok bahan makanan berada di angka 1,88 persen. 

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Kaltara, Panca Oktianti menyampaikan inflasi dari kelompok bahan makanan sebesar 0,49 persen. Secara umum, inflasi pada April 2019 di angka 0,60 persen, meningkat dari bulan sebelumnya yang deflasi 0,63 persen. 

"Pemerintah daerah perlu mengupayakan adanya pengendalian harga yang masif di lapangan," ujarnya, Sabtu (4/5).

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB
X