TANJUNG SELOR – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara, sebanyak 49 ribu jiwa atau 6,68 persen dari jumlah penduduk Kaltara dikategorikan masyarakat miskin. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 7,22 persen. BPS mencatat, penduduk miskin lebih banyak di pedesaan, sekitar 26 ribu lebih.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Provinsi Kalimantan Utara, Datu Iqro Ramadhan mengatakan, angka kemiskinan dipengaruhi beberapa faktor. Selain faktor urbanisasi, faktor lain seperti infrastruktur, sarana dan prasarana juga menjadi penyebab kemiskinan di Kaltara.
“Luas Kaltara 75.000 kilometer persegi. Penduduk belum sampai sejuta. Jalan masih sangat terbatas. Fasilitas terbatas. Ini yang menjadi alasan kenapa masih ada kemiskinan di Kaltara. Infrastruktur jalan yang masih belum baik juga berpengaruh,” ungkap Datu.
Salah satu contoh yang bisa dilihat, kata dia, adalah Petani. Petani selama ini membawa hasil panen melalui jalur darat. Namun infrastruktur jalan menjadi kendala para petani memasarkan hasil taninya. “Petani kita sudah bagus. Tapi karena infrastruktur terbatas, mereka tidak bisa memasarkan hasil mereka. Ketika hasilnya bisa dipasarkan, harganya mahal karena melalui jalur laut, misalnya,” ujar Datu.
Untuk itu, sesuai dengan Nawa Cita Presiden Indonesia Joko Widodo dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltara, persoalan infrastruktur menjadi salah satu yang diprioritaskan. Sehingga Pemprov Kaltara terus berupaya membangun infrastruktur itu.
“Masyarakat tidak bisa berkembang sebelum infrastruktur berkembang. Karena itu, kita akan berupaya agar masyarakat juga bisa menikmatinya,” kata Datu. (*/fai/har)
