TANJUNG SELOR – Faktorkemampuan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu penunjang keberhasilan suatu usaha. Karena itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, Eko Marsoro, pelaku usaha harus mendapat peningkatan komptensi bisnis. Terlebih dari sisi pendidikan, mayoritas pengusaha tidak mengenyam pendidikan di jenjang perguruan tinggi.
Eko mengatakan, masih banyak usaha kecil menengah (UKM) di Kaltara yang dikelola dibantu pekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga. Hal ini terlihat dari hasil Sensus Ekonomi (SE) 2016, di mana 21,66 persen pekerja UKM merupakan pekerja keluarga.
“Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kaltara kebanyakan dikelola secara sederhana. Seluruh proses, dari produksi sampai pemasaran dikerjakan sendiri,” ujarnya, Kamis (23/5).
Diterangkannya, sebanyak 33,63 persen pelaku UKM di Kaltara hanya berpendidikan SMA sederajat. Ini paling banyak di antara jenjang pendidikan lainnya. Begitu juga dengan pelaku usaha berpendidikan sekolah dasar (SD), persentasenya tidak berbeda jauh dengan yang berpendidikan SMA sederajat sebesar 33,04 persen. Masih rendahnya pendidikan pelaku UKM sendiri, dikatakan Eko merupakan tantangan bagi pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas SDM dan pelaku UKM.
“Salah satu upaya yang dapat dilakukan terkait peningkatan kapasitas SDM pelaku UKM adalah memberikan bantuan pelatihan. Hal ini untuk mendorong produktivitas UKM yang ada,” jelasnya.
Selain itu, untuk meningkatkan kinerja UKM, salah satu yang bisa dilakukan yakni dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan yang lebih besar. Sehingga UKM bisa mendapatkan pembinaan, bantuan modal dan lainnya. “Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan UKM. Sekaligus meningkatkan taraf pendidikan, aktivitas kesehatan manusia dan sosial,” pungkasnya. (*/fai/har)