TANJUNG SELOR - Disamping membahas persiapan menyambut Hari Raya Idulfitri 1440 Hijriah, dalam rapat bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Kaltara, para bupati/wali kota atau yang mewakili, serta instansi terkait lainnya, Rabu (22/5), juga dibahas mengenai situasi terkini pascapengumuman hasil Pemilu 2019.
"Sebelum membahas persiapan menjelang hari raya Idulfitri, tadi juga sempat kita bahas mengenai situasi terkini. Salah satunya menyikapi adanya peristiwa di Ibukota Jakarta. Kita semua sepakat menjaga agar jangan sampai peristiwa itu merembet ke daerah kita," kata Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat memimpin rapat tersebut.
Terkait dengan peristiwa kerusuhan ini, gubernur meminta semua pihak untuk menyikapi secara bijak. Dengan tidak terpancing dengan melakukan hal yang bisa memicu merembetnya persoalan tersebut ke daerah.
"Sebelumnya, menyikapi situasi pasca pengumuman hasil Pemilu, selaku Gubernur, saya juga sudah mengeluarkan surat edaran. Yang pada intinya, saya mengimbau dan mengajak kepada seluruh masyarakat untuk sama-sama menjaga kondusifitas dan kedamaian daerah kita. Mari jaga selalu persatuan dan kesatuan, serta keharmonisan di Kaltara," ungkap Irianto.
Yang tak kalah penting, lanjutnya, diimbau kepada para tokoh, ormas, dan elemen masyarakat lainnya, agar sama-sama memberikan pemahaman kepada warga, dan juga tidak mudah terpancing dengan berita-berita yang tidak jelas.
"Meski sempat ada kerusuhan, ada pembakaran, info terakhir kondisi masih kondusif. Tidak ada hal mencekam seperti yang beredar. Jadi yang terpenting masyarakat tidak perlu resah, tetap tenang dan jangan terpengaruh dengan info-info hoax," kata Gubernur.
Sesuai informasi yang diterima, Irianto mengungkapkan, bahwa kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada 22 Mei lalu, dilakukan oleh orang-orang yang sengaja ingin membuat kerusuhan. "Itu masa bukan pendemo, tapi penyusup dari kelompok lain. Tadi juga sudah kita saksikan bersama penjelasan dari Polri. Bahwa mereka yang sudah diamankan karena melakukan kerusuhan adalah kebanyakan preman, bertato-tato," ungkap Irianto.
Atas hal itu, kembali Gubernur menegaskan, agar masyarakat tidak mudah terpancing, dengan tetap menjaga kondusifitas di Kaltara.