TANJUNG SELOR - Transfortasi darat menjadi pilihan bagi masyarakat Kaltara yang ingin mudik Lebaran. Selain menggunakan kendaraan pribadi, banyak juga yang mengandalkan angkutan bus Damri.
Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemudik yang menggunakan angkutan darat, maka dilakukan pemeriksaan angkutan Damri. Selain itu, juga dilakukan pemeriksakan kesehatan dan tes urine bagi sopir Damri yang dilakukan di kawasan Pasar Induk Tanjung Selor, Rabu (22/5) lalu.
Menurut Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit melalui Dirlantas Kombes Pol Noviar, demi keselamatan penumpang, tes urine dinilai sangat penting dilakukan bagi para sopir. “Harus diantisipasi. Jangan sampai ada sopir membawa penumpang dalam kondisi yang kurang fit atau mengonsumsi narkoba,” kata Noviar, Jumat (24/5) lalu.
Diketahui, rute yang dilayani bus Damri, yakni Bulungan-KTT, Bulungan-Malinau dan Bulungan-Berau. Menurut Noviar, pemeriksaan kesehatan dan tes urin bagi sopir Damri sebagai upaya pengamanan mudik Lebaran maupun pascalebaran.
Para sopir diberikan vitamin untuk tetap menjaga stamina selama perjalanan. Mengingat perjalanan darat yang dilalui butuh waktu 2 sampai 3 jam untuk sampai di tujuan. “Kmai juga minta sebelum berangkat agar mengecek kendaraan terlebih dahulu. Termasuk kondisi kesehatan jangan sampai kelelahan. Jika merasa lelah, jangan memaksakan diri,” jelasnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan para sopir agar lebih berhati-hati saat membawa kendaraan. Apalagi rute yang dilalui masih terdapat beberapa titik kerusakan jalan yang rawan mengakibatkan kecelakaan.
“Data yang kita miliki, jalur Tanjung Selor-Berau ada 6 titik yang berlubang. Tapi yang permanen di kilometer 30, yang ada Black Area. Di kawasan itu, saat penurunan sangat tajam dan mengganggu pandangan,” sebutnya.
Sementara untuk rute Malinau-Bulungan dan Bulungan-KTT ada sekitar 10 titik. Dengan kondisi jalan berlubang dan masih tahap perbaikan. Risiko kecelakaan bisa saja terjadi, jika kecepatan kendaraan melampaui batas, tidak konsentrasi dan di bawah pengaruh minuman keras.
Masalah penerangan jalan juga dianggap bisa memicu terjadinya kecelakaan lalulintas. Apalagi tidak jarang pemudik yang menggunakan kendaraan sendiri berangkat malam. “Penerangan jalan masih kurang. Ada saja pemudik yang berangkat malam hari. Jadi kami imbau kendalikan saja kecepatan kendaraan dan utamakan keselamatan,” pungkas Noviar. (uno/har)