Kemendag Turunkan Tim Pemantau Harga

- Minggu, 2 Juni 2019 | 16:21 WIB

TARAKAN – Menjelang hari raya Idulfitri, pengawasan terhadap harga kebutuhan pokok di pasaran semakin diperketat. Pemerintah pusat pun menurunkan tim penetrasi harga dari Kementerian Perdagangan untuk melakukan pemantauan. Bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kaltara, tim ini mengecek harga di beberapa pasar tradisional di Kota Tarakan. 

Dari pemantauan di lapangan, tim menemukan adanya kenaikan harga untuk ayam potong. Seperti di Pasar Gusher, harga ayam potong berkisar Rp 42 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram. 

“Saya coba kroscek satu-satu di dalam, memang harga berpariasi. Ada yang Rp 42 ribu sampai Rp 45 ribu per kilogram,” ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UMKM Kaltara, Hj. Hasriyanti, Sabtu (1/6). 

Adanya temuan ini, pihaknya pun mewanti-wanti agar tidak terjadi lonjakan harga yang lebih signifikan. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya akan terus memantau hingga H-1 Lebaran, termasuk berkoordinasi dengan Satgas Pangan di Tarakan untuk melakukan tindakan di lapangan. 

Menurut Hasriyanti, harga ayam di Tarakan memang tidak bisa lagi berpatokkan pada harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah pusat selama ini. Namun, yang diwaspadai jangan sampai terjadi lonjakan harga seperti tahun sebelumnya yang mencapai Rp 80 ribu per kilogram.  Sehingga dengan harga ayam saat ini di atas Rp 40 ribu per kilogram, dinilai masih wajar. 

“Kita ambil estimasi tertinggi, kita enggak ngomong HET. Karena kita melanggar, menyalahi kalau kita ngomong HET. Jadi harga jual ke konsumen itu paling tinggi Rp 45 ribu. Ya syukur-syukur kalau masih bisa di bawah itu (Rp 42 ribu), sudah stabil sampai menjelang Lebaran,” jelasnya.

“Kalapun sampai Rp 45 ribu, ya harapan kita tidak melebihi dari itu. Lebih dari itu sudah pasti mengganggu inflasi, pasti enggak terkendali,” lanjut Hasriyanti. 

Menurut Hasriyanti, kenaikan harga ayam tergantung pada komitmen pihak inti dalam hal ini produsen ayam. Selama pihak inti tidak menaikkan harga, pedagang juga komitmen terhadap batasan harga wajar yang tidak lebih dari Rp 45 ribu tersebut.  

Karena itu, pihaknya akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi kepada pihak inti untuk menanyakan komitmen mereka terhadap harga jual ke pedagang. Sebab sebelumnya sudah ada komitmen bahwa harga ayam yang dijual ke pedagang dan menjamin ketersediaan stok ayam sampai Lebaran. 

“Sebenarnya dari inti itu Rp 29 ribu. Kita sudah komit dari inti tidak menaikkan, karena informasi mereka stok juga sampai menjelang Lebaran itu ada, terpenuhi,” tuturnya. 

Menurut dia, dengan harga beli dari inti yang hanya Rp 29 ribu per kilogram, pedagang sebenarnya sudah mendapatkan untung jika dijual kembali dengan harga Rp 45 ribu per kilogram. Apalagi sampai saat ini memang tidak ada penetapan HET seperti yang direncanakan sebelumnya. Karena pemerintah daerah juga menyesuaikan kondisi di daerah. Hanya saja harga jualnya diharapkan tetap wajar. 

Sementara itu, harga daging terutama daging beku di pasar juga dinilai mengalami kenaikan dari HET yang ditetapkan Pemerintah Pusat yang hanya Rp 80 ribu per kilogram. Namun, menurut Hasriyanti distributor daging beku mengeluhkan biaya kontainer dan upah buruh. 

Meski demikian, tidak semua daging beku dijual dengan harga tinggi. Ia mencontohkan ketika menggelar operasi pasar di Kabupaten Bulungan, harga daging beku untuk rawon dijual Rp 72.500 per kilogram, sementara daging untuk rendang Rp 75 ribu per kilogram. 

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Disdagkop dan UMKM) Tarakan menyarankan kepada konsumen untuk membeli daging beku, termasuk ayam beku yang harganya lebih murah. Ia pun menjamin kehigienisan dan kehalalannya. 

“Memang konsumen itu harus pintar. Karena di beberapa tempat seperti di Pelni, kemudian ada di STB itu harga ayam Rp 35 ribu. Kemarin pak wali kota sempat berstatemen bahwa sebenarnya ayam-ayam beku ayam steril. Kemudian ada label halal. Jadi sudah higienis, baik dari sisi pemotongannya,” tuturnya. (mrs/har) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X