TANJUNG SELOR - Aksi pencurian handphone (HP) di salah satu pusat perbelanjaan di bilangan Jalan Duku, Tanjung Selor, terekam CCTV. Terlihat seorang remaja berinisial VI (13), mengambil HP yang tergeletak di meja kasir, pada Minggu (16/6) lalu.
Dalam rekaman CCTV itu, remaja yang diduga sebagai pelaku pencurian sedang mengantre untuk membayar di kasir. Saat itu, remaja tersebut menggunakan kaos abu-abu dan celana panjang.
Di depan pelaku, terdapat konsumen lain yang sedang menunggu total belanjaan. Setelah kasir lengah, HP yang tergeletak langsung disambar pelaku dan disimpan di saku kanan. Pelaku lantas tidak jadi mengantre dan langsung melarikan diri.
Proses pencarian terhadap pelaku pencurian membutuhkan waktu sehari. Setelah melihat identitas pelaku melalui CCTV. Tak sulit untuk melacak pelaku karena telah diketahui ciri-ciri dan wajah pelaku.
Kejadian ini tidak sampai dilaporkan ke aparat kepolisian untuk ditindaklanjuti. Berselang dua hari setelah aksi pencurian, pelaku menyerahkan kembali HP yang dicurinya. Karena aksi pelaku disebar di media sosial (medsos).
Adanya kejadian ini, Kapolres Bulungan AKBP Andrias Susanto Nugroho melalui Ps Kasubbag Humas Aiptu Tutut Murdayanto membenarkan aksi pencurian tersebut. "Memang tak dilaporkan ke kami karena diselesaikan secara kekeluargaan. Pelaku juga mengakui dan telah mengembalikan barang curiannya kepada pemiliknya," terang Tutut dikonfirmasi Selasa (18/6).
Inisiatif pelaku mengembalikan handphone hasil curian, menurut Tutut, karena aksinya sudah beredar di media sosial. Namun bila pemilik HP merasa keberatan, diperkenankan melapor ke Polres Bulungan.
"Permasalahan ini sudah selesai dan pelaku juga mengembalikan barang yang diambilnya," ungkap Tutut.
Dia mengatakan, bahwa pentingnya memasang CCTV. Agar mudah mendeteksi bila terjadi aksi pencurian, sekaligus mengantisipasi tindak kriminal lainnya. "Adanya kamera CCTV memberikan dampak positif. Bisa cepat terdeteksi bila ada aksi kejahatan, termasuk kamera CCTV yang dipasang di jalanan," ujarnya.
Aksi pencurian dan pelaku tidak dilaporkan ke polisi, karena difasilitasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kaltara. Ketua P2TP2A Ainun Farida saat dihubungi media ini, belum memberikan tanggapan. Beberapa kali dihubungi melalui telepon genggamnya, tapi tidak ada jawaban. (uno/udi)