TANJUNG SELOR – Banjir kiriman yang sering dialami warga Kecamatan Lumbis dan Sebakung, Kabupaten Nunukan, menyedot perhatian pemerintah Indonesia dan Malaysia. Pasalnya banjir kiriman dari Malaysia yang memberi dampak kepada warga Indonesia itu, sampai saat ini belum bisa diatasi. belum ada solusinya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kaltara Datu Iqro Ramadhan mengatakan, persoalan banjir yang ada di Sebakung dan Lumbis, sudah menjadi salah satu topik pembahasan pada pertemuan Sosial Ekonomi Malaysia Indonesia (Sosek Malindo) beberapa waktu lalu. Kata dia, Indonesia dan Malaysia akan menjalin kerja sama melakukan penanganan banjir yang terjadi di Nunukan.
“Sungai Sebakung dan Lumbis itu hulunya di Malaysia. Namanya sungai Pesiangan. Ketika hujan deras, sungainya meluap dan dua wilayah kita banjir. Oleh sebab itu, kita lakukan kerja sama untuk menangani persoalan banjir ini,” ujarnya kepada Rakyat Kaltara, Selasa (2/7).
Malaysia dan Indonesia sudah sepakat melakukan penelitian hingga menindaklanjuti hasil dari penelitian tersebut. “Dari Malaysia juga sepakat. Ke depan kami bersama-sama melakukan penelitian terhadap penyebab banjir ini,” kata dia.
Dijelaskannya setelah dilakukan penelitian dan dikaji oleh ahli, hasilnya akan dibahas serta ditindaklanjuti bersama. Apa saja yang menjadi opsi solusi, akan ditampung dan dilakukan evaluasi terhadap penyebab banjir yang terjadi.
“Kita membahasnya tetap di Sosek Malindo. Ini menjadi salah satu isu yang perlu penanganan juga. Jika tidak diperhatikan, maka wilayah kita akan terkena dampaknya terus-menerus,” jelasnya.
Kapan dimulainya penelitian? Datu Iqro menyebut pihaknya masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun dengan pihak Malaysia.
“Kita masih membahasnya. Karena kedua belah pihak perlu menentukan waktu untuk melaksanakannya. Kita tidak berhenti berkoordinasi, ini terus kita lakukan,” terangnya. (*/fai/udi)
