Korbankan Diri untuk Mengamankan Warga

- Kamis, 4 Juli 2019 | 03:02 WIB

85 anggota anggota Polda Kaltara dari berbagai satuan yang tergabung dalam Sabhara Nusantara, menjadi saksi pengamanan ibu kota Jakarta, khususnya saat aksi demo memprotes hasil Pilpres 2019, beberapa waktu lalu. 

 

MUHAMMAD RAJAB, Tarakan 

 

Rasa bahagia diluapkan 85 anggota Sabhara Nusantara asal Polda Kaltara saat tiba di Mapolres Tarakan, Selasa (2/7), untuk kembali ke kesatuannya. Mereka bisa berkumpul lagi dengan keluarga dan rekan-rekannya setelah kurang lebih dua bulan ditugaskan di Jakarta, guna mengamankan tahapan pemilu 2019. 

Tugas yang dianggap cukup melelahkan. Karena suasana yang dirasakan berbeda dengan Kalimantan Utara yang cukup kondusif. Tenaga mereka pun terkuras karena mengamankan kondisi ibu kota hingga malam hari, dari ancaman yang membahayakan ibu kota. 

Kondisi itu ditambah faktor cuaca yang kurang bersahabat. Sehingga berdampak pada kondisi kesehatan sebagian anggota Polda Kaltara. 

“Sampai di sana (Jakarta) cuacanya cukup menyedihkan. Kami diserang batuk, diserang demam, diserang flu, bahkan ada yang diserang tomcat,” tutur Aiptu Sayid Toha, di hadapan Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit dan tamu undangan, saat menghadiri penjemputan anggota Sabhara Nusantara di Mapolres Tarakan. 

Namun, anggota Polda Kaltara yang sehari-harinya bertugas di Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dir Bimas) itu, mengaku tetap melaluinya dengan senang hati. Terlebih selama bertugas, dia dan rekan-rekannya diperhatikan Kapolda Kaltara. 

Selama di Jakarta, Kapolda Brigjen Pol Indrajit dua kali mengunjungi dan melihat kondisi mereka. Untuk memberi semangat dan motivasi. Cara itu mampu membangkitkan semangatnya dan rekan-rekannya untuk tetap melaksanakan tugas. 

Sayid kemudian sedikit menceritakan pengalamannya di Jakarta. Menurutnya, setiap hari, dia dan rekan-rekannya hanya bertugas melakukan pengamanan dari pagi hingga malam. 

“Berangkat jam 7 pagi sampai sore, berangkat malam, terus. Begitu keluar digeser lagi ke berapa titik-titik. Alangkah capeknya manusia ini, kami bukan robot. Capek, lemah, itu manusiawi, tetapi demi tugas bangsa dan negara, itu kami hilangkan,” tuturnya. 

Selama melakukan pengamanan, Sayid mengaku bahwa Kapolri telah menginstruksikan agar seluruh aparat keamanan tidak boleh dibekali dengan peluru tajam, untuk menghindari korban jiwa di pihak masyarakat. 

“Kita diberikan peluru hampa, peluru karet, dan peluru gas air mata. Karena yang kita hadapi adalah masyarakat, warga kita,” jelasnya. 

Meski sebagai aparat keamanan, namun dalam menghadapi masyarakat, Sayid mengaku lebih mengedepankan sikap sopan dan tetap senyum. Termasuk ketika menghadapi tiga ibu-ibu yang akan melalui jalan yang sudah ditutup oleh aparat. 

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X