TARAKAN – Sistem zonasi yang diterapkan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), memunculkan persoalan di sejumlah daerah. Termasuk di Tarakan, karena ada calon siswa yang lokasi rumahnya jauh dari sekolah negeri seperti wilayah pesisir.
“Ada beberapa titik seperti masyarakat di sekitar Lingkas Ujung, Gunung Lingkas. Ini kan titik terjauh dengan SMA 2, juga titik terjauh dengan SMA 1. SMA 3 apalagi,” ujar Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kaltara, Ahmad Yani, Jumat (12/7) lalu.
Selain itu, dia juga menyebut wilayah pesisir seperti Juata Laut pun jauh dari zonasi SMAN 3. Sementara, di wilayah tersebut pun tidak ada SMA swasta. Wilayah seperti Kampung Satu (Pepabri), Pasir Putih, juga disebutnya jauh dari SMAN 2 dan SMAN 1 sehingga harus dikaji. “Ini menjadi persoalan yang harus diurai,” imbuhnya.
Solusi yang bisa dilakukan, kata dia, yaitu mendirikan sekolah baru, dengan terlebih dahulu dilakukan kajian secara komprehensif.
Untuk mengatasi persoalan itu, lanjutnya, Dinas Pendidikan Kaltara sebenarnya sudah melakukan penambahan ruang kelas baru di beberapa sekolah. “Misalnya, SMAN 2 itu awalnya hanya 28 rombel, karena ada rombel baru sehingga menjadi 30. SMAN 3 bahkan awalnya hanya 14 rombel, tahun lalu sudah ditambah beberapa rombel. Kemudian tahun ini ditambah lagi beberapa rombel. Sehingga total rombel seluruhnya di SMAN 3 itu 20,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, bila menyesuaikan daya tampung SMA/SMK yang ada di Tarakan, baik negeri maupun swasta, cukup menampung seluruh lulusan SMP. Dari 10 SMA, 2 madrasah aliyah dan 8 SMK negeri maupun swasta, daya tampung mencapai 3.685 anak. Sementara, lulusan SMP di Tarakan 3.471 anak. Persoalannya, kata dia, pada pola pikir masyarakat terhadap sekolah swasta. (mrs/fen)