TARAKAN – Kegiatan aliran sesat diduga masih ada di Bumi Paguntaka –sebutan Tarakan. Namun menurut pengurus demisioner Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tarakan, Abdu Samad, dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Pernyataan itu disampaikan Abdu Samad pada Musda IV MUI Tarakan di gedung serba guna Kantor Wali Kota, Minggu (21/7). Karena itu, dia mengharapkan keberadaan aliran sesat bisa menjadi perhatian pengurus MUI Tarakan yang nantinya terpilih.
Dia juga menyarankan dibentuknya pengurus MUI di tiap kecamatan, untuk mendeteksi dini kehadiran aliran sesat. “Masih ada kegiatan, walaupun tidak secara terang-terangan menyatakan diri sebagai wujud aliran itu. Tetapi di tengah-tengah masyarakat masih ada,” ungkapnya.
Masih tersisa benih aliran sesat, diakuinya karena kurang maksimal pembinaan. Namun, ia juga memaklumi karena pembinaan membutuhkan anggaran. Sementara, kondisi keuangan selama periode kepengurusan pihaknya dinilai minim.
“Memang kita dari MUI walaupun sudah berbuat, namun belum maksimal. Kita hanya menetapkan ajaran itu sesat, tetapi pembinaan kepada mereka itu kurang. Karena melakukan pembinaan itu tentu melibatkan berbagai unsur, baik para ustaz, para dokter, dan lain sebagainya. Itu membutuhkan dana,” bebernya. (mrs/fen)