Antisipasi Serangan Teroris

- Kamis, 8 Agustus 2019 | 16:21 WIB

TARAKAN – Latihan bersama Indonesia, Malaysia dan Filipina (Indomalphi) Middle Land Exercise 2019 ditutup Irjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan di Markas Batalyon Infanteri Rider 613/Raja Alam, Rabu (7/8).

Latihan Indomalphi yang digelar dalam rangka menghadapi aksi terorisme, bagi Indonesia memiliki nilai strategis yang sangat penting terhadap stabilitas keamanan wilayah di Asia Tenggara. 

Ancaman terorisme pada saat ini telah bergeser dan menyebar ke seluruh dunia, sehingga menjadi ancaman yang paling nyata dan berbahaya. 2 Agustus 2019, misalnya, telah terjadi ledakan bom di Thailand saat pertemuan para Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN, dan mitra negara ASEAN.

Itu menunjukkan atau menandakan bahwa ancaman terorisme belum hilang dan akan muncul setiap saat. “Untuk itu, sebagai negara berdaulat dan melindungi segenap keselamatan rakyat, bangsa dan negaranya, maka kita semua tidak boleh lengah. Terorisme hanya dapat dilawan dengan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan, baik itu angkatan bersenjata maupun masyarakatnya,” ujar Didit ketika membacakan sambutan Menteri Pertahanan  Ryamizard Ryacudu.

Dia juga mengatakan, itu sejalan dengan konsep strategi pertahanan negara dengan pendekatan smart power, yang berbasis perang semesta dan merupakan kombinasi sinergis antara pembangunan kekuatan menggunakan hard power, ditambah kesiapan operasi TNI. Termasuk di dalamnya alutsista dan kekuatan soft power.

Karena itu, lanjut Didit, dilakukan kegiatan latihan tiga dimensi ancaman. Yaitu ancaman nyata dan tidak nyata, serta ancaman mindset yang dapat mengancam idelogi negara, dan merusak mindset bangsa. 

“Sebagaimana kita pahami bersama terorisme yang kita hadapi adalah generasi ketiga. Mereka sangat terlatih dan sangat profesional. Oleh karena itu, diperlukan pasukan yang mampu untuk menghadapi kemampuan tempur maupun kemampuan per orangan dari kelompok teroris,” bebernya. 

“Dengan suatu kegiatan penyiapan satuan angkatan bersenjata yang memiliki kemampuan khusus, kemampuannya terus dipertajam dan diperkuat, agar mampu mengatasi, serta menggagalkan serangan-serangan ataupun meniadakan kelompok teroris yang ada,” sambungnya.

Latihan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina, kata dia, merupakan contoh untuk menjaga dan mengembangkan diri menjadi bagian dari kekuatan regional yang mampu beroperasi di berbagai medan, dengan melawan kegiatan atau modus yang terus berubah. 

Apalagi, kata Didit, kelompok teroris yang dihadapi sudah menjadi kelompok trans nasional yang penanganannya memerlukan kerja sama antarnegara sehingga dapat ditumpas oleh satuan-satuan khusus yang dimiliki. (mrs/fen)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X