Perlu Peningkatan Kapasitas SDM Menghadapi Bencana

- Selasa, 27 Agustus 2019 | 12:56 WIB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kalimantan Utara memberikan pendidikan dan pelatihan manajemen bencana di Bumi Benuanta.

MUHAMMAD RAJAB, Tarakan

BERBAGAI ancaman bencana, baik disebabkan faktor alam maupun non alam, masih rawan terjadi. Bahkan, BNPB mencatat ada kecenderungan peningkatan jumlah kejadian bencana dari tahun ke tahun.

“Tahun 2016 tercatat 1.985 kejadian. Meningkat pada tahun 2017 menjadi 2.341 kejadian, terus bertambah pada 2018 menjadi 2.426 kejadian. Dari jumlah tersebut, 97 persen kejadian bencana merupakan bencana hidrometeorologi,” beber Kepala Sub Bidang Penyelenggara Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB, Yustam Syahril, Senin (26/8).

Peningkatan tren bencana, kata dia, sesungguhnya bukan hanya terjadi di Indonesia. Secara global dalam tiga dekade, BNPB mendapat data jumlah bencana dilaporkan meningkat sekitar 350 persen selama 2000 sampai 2018. Rata-rata kerugian global akibat bencana mencapai USD 11 miliar.

Bukan hanya di negara berkembang, negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Australia, juga mengalami bencana dengan korban yang sangat besar.

“Ini membuktikan tidak ada negara di dunia yang betul-betul bebas dari ancaman bencana,” ujarnya.

Ancaman bencana di masa mendatang juga diprediksi semakin meningkat. Ini disebabkan meningkatnya kerentanan. Antara lain akibat perubahan iklim global, penurunan kualitas lingkungan, kondisi geografis, kemiskinan, rendahnya tingkat kesiapsiagaan masyarakat, pendidikan rendah, urbanisasi dan pertumbuhan penduduk.

Menukil data BNPB, sebanyak 218,2 juta rakyat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, serta kabakaran hutan dan lahan.

“Hal ini akan menjadi perhatian kita bersama. Sudah banyak studi ilmiah yang menegaskan betapa pentingnya pengurangan risiko bencana sebagai investasi dalam bidang kebencanaan,” ujarnya.

Investasi, kata dia, tidak hanya infrastruktur dan dana, tetapi yang penting adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi bencana. Untuk itu, BNPB memandang penting peningkatan kapasitas SDM, agar setiap pelaku penanggulangan bencana lebih memahami situasi di tempat masing-masing.

Diketahui bahwa unit-unit kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah menjadi ujung tombak dalam penanggulangan bencana bersama pihak terkait.

Menyadari hal itu, BNPB secara kontinu mengadakan pelatihan penanggulangan bencana, baik di level pembuatan kebijakan, manajerial maupun operasional. Materi pelatihan mencakup pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, serta logistik dan peralatan.

Pusdiklat Penanggulangan Bencana, juga telah menyusun berbagai kurikulum dan modul pelatihan guna mencapai standar kompetensi yang sama bagi peserta maupun diselenggarakan oleh pelatih dan fasilitator yang berbeda. Termasuk diklat dasar manajemen bencana melibatkan peserta dari institusi terkait, baik organisasi perangkat daerah maupun TNI/Polri di Kaltara. Mereka diharapkan bisa mentransfer ilmu yang diperoleh kepada rekan-rekan dan masyarakat.

Mereka yang sudah lulus dalam diklat dasar, juga berkesempatan melanjutkan diklat lanjutan yang dilaksanakan di Markas BNPB. (*/fen)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X