Harga Tiket Pesawat Pengaruhi Deflasi

- Rabu, 4 September 2019 | 22:33 WIB

TARAKAN – Sektor transportasi memberi andil besar terhadap deflasi di Tarakan pada periode Agustus. Ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah pusat menurunkan tarif tiket pesawat.

Seperti dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Tarakan, terjadi deflasi –0,92 persen pada bulan lalu. Sektor transportasi menyumbang sebesar –0,0698 persen. “Kita tahu kan bahwa tarif angkutan udara sekarang mulai turun. Jadi angkutan udara merupakan yang terbesar untuk andil deflasi,” ujar Kepala Seksi Dsitribusi BPS Tarakan, Dika Taranita, Selasa (3/9).

Sektor lain penyumbang deflasi yaitu bahan makanan. Seperti bawang merah yang harganya sudah turun menyumbang –2,06 persen. Sementara, ikan layang menyumbang -0,131 persen, ikan bandeng -0,66 persen, serta tomat dan sayur -0,053 persen. 

Secara keseluruhan, kata Dika, dalam dua bulan terakhir (Juli-Agustus) Tarakan justru mengalami deflasi sehingga perekonomian dikategorikan aman. Pada Juli, deflasi sebesar -0,64 persen, karena dampak Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Dengan deflasi tersebut, dinilai sangat menguntungkan masyarakat. Karena harga beberapa komoditas mengalami penurunan sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. 

Kondisi ini diharapkan juga terjadi di bulan-bulan berikutnya. Karena ada kekhawatiran bakal terjadinya inflasi pada September seiring kebijakan pemerintah pusat menaikkan tarif ojek online (ojol), dan rencana kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Tentunya itu juga memengaruhi dan mungkin bulan depan itu bisa inflasi,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Borneo Tarakan, Pither Palungan juga berpendapat serupa. Kebijakan pemerintah pusat menaikkan tarif, terutama ojol bakal berdampak pada inflasi.

“Sebenarnya, setiap kebijakan yang menyentuh kepada masyarakat, apalagi kalau menyentuh pelayanan, dan itu memang masyarakat banyak menggunakan, maka itu akan berdampak kepada inflasi,” bebernya.

Kebijakan pemerintah menaikkan tarif ojol, kata dia, akan berpengaruh kepada sektor transportasi. “Apalagi, masyarakat kita yang banyak berhubungan dengan ojol tadi untuk mendapatkan kebutuhan mereka di rumah, lalu mereka bisa pesan secara online, maka biaya yang mereka tanggung selain biaya komoditas atau produk tersebut, biaya transportasi,” tambahnya. 

Menurut pengamatannya, ojol sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat seiring perkembangan zaman. Karena kesibukan dan kondisi lainnya, ada saja masyarakat yang memanfaatkan layanan ojol. Apalagi, masyarakat juga sudah mudah menggunakan fasilitas layanan ojol.

Namun, Pither belum bisa memastikan apakah kenaikan tarif ojol ini akan berdampak pada tingkat kebutuhan masyarakat terhadap ojol. Ia hanya mengungkapkan bahwa jika masyarakat sudah terbiasa menggunakan layanan ojol, kecenderungan memanfaatkannya tetap ada.

Selain ojol, kenaikan iuran JKN juga bisa berdampak pada inflasi, karena menjadi salah satu sektor dalam menentukan inflasi di bidang kesehatan. Namun, Pither belum bisa memprediksi seberapa besar dampaknya. 

Terlepas dari itu, Pither menilai capaian inflasi Tarakan pada Agustus masih dalam toleransi aman. Sehingga memicu daya beli masyarakat. Ia berharap inflasi terjaga dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah. Salah satunya dengan mencukupi ketersediaan pangan melalui desentralisasi.

Misal, kata dia, Bulog yang sudah cukup baik dalam menyiapkan kebutuhan primer masyarakat melalui program rumah pangan. “Kehadiran Bulog di sini betul-betul mendekatkan pelayanan dengan masyarakat. Mereka hadir di masyarakat dengan adanya mitra-mitra yang mereka bangun. Mereka juga secara kontinu melakukan operasi yang disebut dengan rumah pangan tadi,” ujarnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X