TANJUNG SELOR – Pengoperasian pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) di Gunung Seriang, Tanjung Selor, Bulungan, bakal molor. Direncanakan baru beroperasi pada Oktober.
Diketahuinya pabrik setrum itu molor dioperasikan, setelah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau ke lapangan, Kamis (5/9). Sebelumnya, pengoperasian PLTMG direncanakan Juli lalu.
Danu, perwakilan kontraktor yang membangun PLTMG, mengatakan keterlambatan disebabkan material yang dipesan terlambat datang. Karena itu, lanjutnya, penyelesaian pun tertunda.
“Tapi kami upayakan secepatnya. Karena jika melihat pengerjaan yang ada saat ini, tidak terlalu banyak,” ujarnya.
Sementara itu, engineer mechanical PT. PLN UPP Kalbagtim II, Rizaldi mengatakan, jika tidak ada halangan PLTMG akan beroperasi Oktober mendatang.
Direncanakan pada Sabtu (7/9) mendatang, akan dilakukan tahap penyalaan pertama. Karena selama ini belum dilakukan uji coba. “Jika tidak ada kendala, akan kami nyalakan sampai 19 September untuk uji coba,” ujarnya.
Setelah itu, lanjutnya, akan dilakukan sinkronisasi untuk bisa masuk ke sistem Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Tanjung Selor pada Oktober mendatang. Namun dia menyatakan nantinya tidak bisa langsung 100 persen listrik didistribusikan. Proses masuk ke sistem PLN akan dilakukan secara bertahap.
“Jadi, satu unit dulu yang bisa dinyalakan. Mesin itu berkapasitas 7,5 megawatt. Dilihat lagi apakah bisa masuk pada beban kita (PLN) atau tidak. yang jelas, sesuai standar PLN, 25 persen dulu yang dimasukkan,” jelasnya.
Menyikapi molornya pengoperasian PLTMG, Kepala Dinas ESDM Kaltara Ferdy Manurun Tanduklangi meminta pihak terkait tidak kembali menunda. “Kita seperti dibohongi saja. Karena janji beroperasi sampai saat ini tidak ada realisasi,” ujarnya.
Menurutnya, Pemprov Kaltara akan akan terus mengawal setiap tahapan hingga PLTMG beroperasi. “Kalau dalam tahapan itu ada yang tidak dilaporkan ke kami, dan kami tahu tidak berjalan prosesnya, kami akan datangi lagi untuk mencari tahu penyebabnya, dan meminta pertanggungjawaban mereka,” ujarnya.
Di lain pihak, Manager ULP PT PLN Rayon Tanjung Selor Zendy menyebutkan PLN Tanjung Selor sudah mulai mengalami defisit daya, karena beban puncak telah mencapai 13-13,4 megawatt. Padahal, kata dia, sebelumnya beban puncak masih di bawah 13 megawatt.
“Pembangunan di Bulungan sangat pesat. Perkantoran dan perumahan sudah semakin banyak, jadi daya yang dibutuhkan sangat besar,” ujarnya.
Sumber listrik saat ini, kata Zendy, hanya suplai dari PLTU milik PT. Sumber Alam Sekurau (SAS) dan PLTD. “PLTU suplainya sebesar 5,6 megawatt, sedangkan PLTD 7,5 megawatt,” ujarnya. (*/fai/fen)