TARAKAN – Wali Kota Tarakan Khairul mengaku kondisi keuangan Pemkot masih memprihatinkan. Bahkan, dia mengibaratkan seperti orang sakit yang baru sadar dari koma, namun masih dirawat.
“Jadi, kalau saya dokter mengistilahkan kalau yang kemarin kita di ICCU, tapi pingsan dengan berbagai alat, selang, ada ventilator, ada infus, segala macam, sekarang ini kita mulai sadar, selang-selangnya sudah mulai tercabut sebagian, oksigennya juga sudah mulai dikurangi volumenya, tapi kita masih di ICCU,” ujarnya.
Karena kondisi itu, ia menekankan agar tetap melakukan efisiensi keuangan, dengan tidak melakukan kegiatan yang tak memiliki manfaat bagi masyarakat, terlebih bagi Pemkot Tarakan.
“Kalau kita salah langkah, jor-joran juga kalau bikin kegiatan yang tidak penting, tidak mempunyai daya ungkit terhadap pelayanan publik, yang kedua terhadap peningkatan pendapatan asli daerah, ya kita masuk lagi di ICCU, balik lagi koma,” ujarnya.
Khairul mengingatkan jajarannya untuk tidak sering melakukan perjalanan dinas ke luar kota, jika tidak mendatangkan manfaatkan, baik bagi masyarakat maupun Pemkot Tarakan. “Bukan kita larang. Tapi harus tepat sasaran, harus ada manfaatnya perjalanan dinas,” tegasnya.
Khairul pun mengakui program perjalanan dinas mulai banyak lagi diusulkan organisasi perangkat daerah (OPD). Misal, melakukan perjalanan dinas yang hanya mengikutsertakan satu peserta, namun pendampingnya sampai tujuh orang.
Padahal, kata dia, yang dibutuhkannya dari setiap ASN mampu mengontrol diri bahwa kondisi keuangan Pemkot belum sepenuhnya sehat. Perjalanan dinas yang dinilainya boleh dilakukan seperti melakukan koordinasi dalam rangka pembahasan dana alokasi khusus (DAK). Namun, hanya membawa pegawai yang benar-benar dibutuhkan hadir dalam kegiatan tersebut.
“Self control. Kalau memang perlu, ya dilakukan. Kalau tidak perlu, jangan. Itu yang saya ingatkan. Terutama kepala dinas. Pejabat tinggi pratama itu fungsi utamanya adalah memotivasi dan memberi inspirasi,” ujarnya. (mrs/fen)
