Harga Hancur, Petambak Udang Kembali ‘Menjerit’

- Rabu, 11 September 2019 | 19:25 WIB

TARAKAN – Harga udang yang tak kunjung membaik, sepertinya akan menjadi persoalan yang berlarut-larut bagi pembudidaya tambak udang di Tarakan. Pasalnya, belum ada solusi konkret untuk mengatasi keluhan para pembudidaya tambak udang.

Wali Kota Tarakan Khairul yang dikonfirmasi media ini terkait keluhan para pembudidaya tambak udang, hanya menunggu terbentuknya badan usaha  milik daerah (BUMD) yang bergerak di bidang agrobisnis.

Menurutnya, BUMD tersebut sedang dalam proses dibentuk. Namun, pihaknya belum mendapatkan nomor registrasi rancangan peraturan daerah pembentukan BUMD itu. Dengan demikian, rekrutmen direksi BUMD pun belum bisa dilaksanakan. Dia yakin BUMD agrobisnis itu nantinya mampu menstabilkan harga, dengan menjadi pembanding dari tempat usaha lainnya.

Terkait harga udang di Tarakan yang rendah dari daerah lain, dia menyatakan kemungkinan karena komisi yang menjadi penyebabnya, yang besarannya ditentukan masing-masing. Namun ia pun tidak menyalahkan, karena hal itu masuk mekanisme pasar.

Nantinya, kata dia, BUMD pun akan menerapkan komisi. Namun, tidak sebesar yang diterapkan selama ini sehingga bisa menguntungkan petambak. Dan, dia pun menyerahkan sepenuhnya kepada pembudidaya tambak udang untuk menjual hasil panennya. Apakah ke BUMD atau kepada perusahaan lain.

“Sudah dikasih tempat mau ke tempat lain, ya silakan, itu mekanisme pasar. Siapa tahu dia rasa lebih senang di sana, enggak bisa kita paksa,” ujarnya.

Sedangkan Yulius Dinandus, Ketua DPRD Tarakan sementara meminta kepada pembudidaya tambak udang untuk bersabar dalam mencari solusinya. “Saya kira mengenai harga udang itu sempat mereka bilang mau ke DPRD, lalu saya menunggu, karena itu secara lisan, tetapi tiba-tiba batal, tidak datang. Jadi belum ada pertemuan sama sekali,” ujarnya.

Persoalan ini, lanjutnya, sempat dibahas beberapa waktu lalu. Solusinya adalah mempersatukan semua komisi dengan maksud harga udang bisa memuaskan pembudidaya. Namun saat berjalan ada kendala, dan saat ini belum diketahui lagi penyebabnya.

Secara terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalimantan Utara Muhammad Nurhasan tidak menampik harga udang kembali dikeluhkan. “Iya. Yang jelas ada size-size tertentu memang jauh harga,” ujarnya.

Pihaknya akan memfasilitasi antara petambak, pengusaha cold storage dan pemerintah untuk membahas persoalan tersebut. Apa sebenarnya yang membuat harga udang turun hingga terjadi perbedaan dengan daerah lain seperti Balikpapan. (mrs/fen)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB
X