Dua Program untuk Daerah Terpencil

- Rabu, 18 September 2019 | 15:19 WIB

TARAKAN – Perbatasan menjadi salah satu isu strategis bidang perhubungan. Bagaimana menghubungkan satu daerah dengan daerah lain melalui penyediaan moda transportasi yang nyaman dan terjangkau untuk memudahkan masyarakat.

Tujuan itu pun mulai terlihat nyata saat ini. Seperti di sektor udara dengan adanya kemudahan masyarakat di daerah terpencil ataupun sebaliknya dalam bepergian dengan pesawat perintis, berkat program “jembatan udara” yang memberikan subsidi penerbangan. 

“Khusus untuk daerah-daerah terpencil, kami mempunyai program jembatan udara. Dari jembatan udara itulah kami membantu, sama-sama dengan pemda untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain,” ujar Kepala Bandara Juwata Tarakan Fadriansyah Anwar, Selasa (17/9). 

Khusus 2019, dibeberkannya, ada 19 penerbangan perintis ke daerah-daerah terpencil di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, terutama daerah yang belum mampu dijangkau transportasi darat maupun udara komersial.

Program jembatan udara terbagi menjadi dua: penumpang dan barang. Dengan program ini merupakan upaya Kementerian Perhubungan untuk menghubungkan wilayah satu dengan lainnya.

Jika di sektor udara ada jembatan udara, maka di sektor laut ada program “tol laut” yang dimulai sejak 2014. Melalui program ini, pemerintah menyiapkan kapal laut yang berlayar ke pulau terpencil.

“Jadi tidak ada lagi hambatan. Selama ini bisa dihubungkan antarpulau, tapi begitu masuk ke daratan, tidak ada jalannya, itu bisa dibantu oleh angkutan moda udara,” kata Fadriansyah. 

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan Agus Sularto membenarkan sudah terhubungnya satu pulau ke pulau lain yang tidak bisa dijangkau kapal reguler melalui tol laut, dengan tersedianya kapal perintis dengan tarif murah. 

Pulau tersebut meliputi Sungai Nyamuk, Tolitoli, Kulele, Landang dan kembali ke Tarakan, dengan menempuh waktu kurang lebih 11 hari untuk sekali mutar hingga kembali. 

“Kita di Kaltara ini ada dua, Sabuk Nusantara 97 dan Sabuk Nusantara 116. Itu kapal perintis kita yang menguhungkan antara pulau-pulau yang tidak dapat dijangkau oleh transportasi yang reguler, itu disinggahi oleh kapal-kapal perintis,” ujarnya. (mrs/fen) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X