TANJUNG SELOR - Kabut asap yang terjadi belakangan hari ini, memberi dampak bagi kesehatan. Meskipun alat ukur udara, masih menilai kondisi udara masih sebatas normal.
Akan tetapi, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kaltara, Usman, kondisi udara dampak kabut asap tidaklah sehat. Adanya gangguan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pun rentan terjadi. Tapi tidak sampai menaikkan status menjadi kejadian luar biasa (KLB).
"Kita sudah meminta laporan dari masing-masing kabupaten dan kota," ucap Usman kepada sejumlah awak media, Selasa (17/9). Kasus ISPA paling tinggi terjadi di wilayah Kota Tarakan dan Nunukan. Namun, meski kasus ISPA meningkat tetap tidak ada status KLB.
Upaya yang sudah dilakukan, Diskes telah mengeluarkan surat imbauan. Diantaranya, masyarakat dapat mengurangi aktivitas di luar dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Termasuk, Diskes juga sudah membagikan masker kepada masyarakat. "Kita bagikan sebanyak 6.500 masker dan di Nunukan 5.250 masker," sebutnya.
Usman menilai, ISPA ini biasa masuk dalam 10 besar penyakit. Data yang dihimpun Diskes untuk penyakit ISPA, belum keseluruhan kabupaten dan kota. "Yang sudah masuk laporan dari Kabupaten Nunukan, Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan. Dua kabupaten lainnya, melaporkan tak ada kasus ISPA selama terjadi kabut asap," ungkapnya.
Data-data yang dimiliki, kata Usman, dikumpulkan dari puskesmas. Tapi kasus ISPA yang ada ini, faktor utamanya kabut asap. Usman mengimbau kepada masyarakat, agar selalu menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. (uno)
Pemantauan Peningkatan Kasus pada Fasilitas Kesehatan
NUNUKAN : 230 kasus ISPA
MALINAU: Tak terjadi peningkatan kasus ISPA
TARAKAN : Terjadi peningkatan kasus ISPA dan Pneumonia Umur Balita
Pneumonia pada Agustus 2019: 83 kasus
ISPA Agustus 2019 Umur 5 th : 977 kasus
-Pneumonia : 2 kasus
ISPA : 1.060 kasus