TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kembali menyalurkan bantuan fasilitas tangkap dan budi daya kepada nelayan. Bantuan tersebut dialokasikan pada APBD-P 2019.
Jenis bantuannya seperti dilaporkan Kepala DKP Kaltara Amir Bakry kepada Gubernur Dr H. Irianto Lambrie, di antaranya untuk nelayan tangkap berupa tambatan perahu TPI Tanjung Selor. Kemudian lampu garam dan peti ikan untuk nelayan tugu, serta mesin dongfeng 24 PK untuk nelayan di Pulau Tias. Bantuan lainnya berupa generator set (Genset) dan warik untuk nelayan Tanjung Palas Timur dan Sebatik, serta jaring milenium untuk nelayan kapal trawl.
Gubernur mengatakan, bantuan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan usaha perikanan sekaligus meningkatkan motivasi nelayan untuk meraih pendapatan yang lebih baik. “Tujuan lainnya adalah mendorong penguatan usaha perikanan di Kaltara serta meningkatan kesejahteraan nelayan tangkap dan budidaya di Kaltara,” kata Gubernur, kemarin (18/9).
Melalui bantuan yang diberikan tersebut, diharapkan mampu bermanfaat untuk menunjang kegiatan nelayan dalam mengembangkan usahanya. Baik tangkap maupun budi daya perikanan.
“Melalui DKP, Pemprov Kaltara juga akan memberikan bantuan bagi nelayan budi daya ikan. Yakni, berupa bantuan bibit bandeng sebanyak 2 juta ekor dan bibit induk unggul udang windu,” sebutnya.
Untuk bantuan itu, lanjut Gubernur yang didampingi Kepala DKP Amir Bakry, pembagiannya akan dibantu oleh asosiasi tambak. “Kalau tambaknya 10 haktare, bisa mendapatkan bibit hingga 20 ribu ekor,” tambah Amir.
Untuk bibit induk udang windu didatangkan DKP Kaltara yang berkelas unggulan. Dalam pendistribusiannya akan dibantu DKP Tarakan, utamanya ke hatchery. Dikatakan Amir bahwa bantuan jaring millenium merupakan teknologi alat tangkap yang cukup efektif untuk menangkap ikan demersal (ikan yang hidup dan makan di dasar laut dan danau) maupun ikan pelagis (ikan yang hidupan di permukaan air hingga kolom air antara 0 hingga 200 meter).
“Jaring milenium merupakan pengganti trawl atau pukat hela. Secara bertahap nelayan yang menggunakan pukat hela akan ditarik alat tangkapnya dan diganti dengan jaring milenium,” ungkapnya.