TARAKAN – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara memastikan air dalam 12 galon yang diamankan pada 10 Agustus lalu, mengandung metamfetamina.
Kepala BNNP Kaltara Brigjen Pol Herry Dahana melalui Kabid Pemberantasan AKBP Deden Andriana, pihaknya mengacu pada hasil laboratorium forensik BNN RI.
Selanjutnya, pembuktian sabu 4 kilogram yang sudah bercampur air pengakuan dari tersangka berinisial M dan A. “Kan ada juga ceceran sabu yang kami amankan 2 gram. Ada juga 4 pembungkus sabu. Kasusnya nanti kami kirim ke Kejaksaan Tinggi Kaltim untuk tahap 1,” ujarnya di sela-sela pemusnahan sabu.
Deden mengatakan, kedua pelaku mengaku baru pertama kali melakukan transaksi sabu. Sementara M, diduga yang memiliki sabu tersebut dan merupakan jaringan internasional.
“Kalau A ini suruhan bandar dari Malaysia. Sementara M ini kerja sendiri, jadi bandar sama yang mengambil barang. Ngakunya mereka tidak kenal,” ujarnya.
Untuk modus yang dilakukan A dan M, lanjut Deden, transaksi sabu dilakukan di tengah laut. Sabu disimpan dalam jeriken yang dilubangi. Setelah itu, ditukar dengan bahan bakar minyak (BBM).
Untuk diketahui, M memesan sabu dari bandar di Malaysia. Kemudian A bersama rekannya yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO) mengantar sabu tersebut ke perairan Pantai Amal.
“Rekan A mengetahui kami datang dan langsung kabur. A kami amankan tidak jauh dari pantai,” ujar Deden.
Sementara, lanjut Deden, pelaku M diamankan di rumahnya di Jalan Pepabri, Kelurahan Kampung Satu. Dua wanita diduga turut membantu menghilangkan barang bukti dengan cara melarutkan sabu ke dalam air.
“Mungkin panik atau gimana. Makanya sabu dilarutkan ke dalam air lalu dicampur sabun untuk mengelabui kami. Untuk dua perempuan kami tetapkan sebagai saksi,” ujarnya. (*/sas/fen)
