Sempat Kesulitan Dana, Boyong Emas dan Penghargaan

- Senin, 7 Oktober 2019 | 14:45 WIB

Siswa asal SMAN 1 Tarakan kembali mempersembahkan prestasi membanggakan bagi bangsa saat mengikuti Word Invention Competitionand Exhibiton (WICE) 2019 yang berlangsung di Subang Jaya, Malaysia, 2-6 Oktober.

MUHAMMAD RAJAB, Tarakan

ADALAH Yossy Prananda Leksono, siswa kelas X MIPA 3 dan Ryan Imam Hizbullah, siswa XI MIPA 4 meraih tiga penghargaan sekaligus di WICE.

Membawa proyek pemanfaatan ekstrak buah lindur sebagai polishing kayu anti rayap, karya mereka berhasil menjadi yang terbaik di kategori biologi dan lingkungan hidup, mengalahkan peserta se-Asia Tenggara dan Turki.

Tidak hanya merebut medali emas, proyek mereka juga mendapatkan penghargaan khusus dari Association of Bristish Inventors and Innovators (ABII), USA dan dari MICA (Malaysia Innovation Invention Creativity Association), karena dianggap karya yang paling tinggi kebermanfaatannya untuk lingkungan.

“Alhamdulillah kami berhasil mendapatkan prestasi yang bisa dikatakan sangat membanggakan untuk Indonesia dan Provinsi Kalimantan Utara,” ujar guru pembimbing ekstrakurikuler KIR SMAN 1 Tarakan, Ade Kuswara yang ikut mendampingi anak didiknya melalui pesan WhatsApp kepada Harian Rakyat Kaltara, Minggu (6/10).

“Sungguh hal yang sangat mengejutkan, karena pada awalnya kami sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan prestasi dan penghargaan gold medal dan dua penghargaan khusus dari USA dan Malaysia,” sambungnya.

Prestasi tersebut sekaligus membayar kerja keras anak didiknya yang mendapat tantangan dalam perjalanannya menuju ajang tersebut. Karena menurut Ade Kuswara, di awal keberangkatan anak didiknya sempat kesulitan mendapatkan dana keberangkatan. Bersyukur orangtua kedua siswa tersebut ikut membantu membiayai hingga tiba di Malaysia dan ikut berlomba dengan peserta lain.

Proyek penelitian Yossy dan Raihan Imam mengangkat kearifan lokal dari Kalimantan Utara, yaitu pemanfaatan buah lindur sebagai anti rayap alami yang ramah lingkungan. Salah satu tanaman endemik khas lokal ini bisa ditemui di sepanjang pesisir pantai Tarakan, terutama pantai Amal.

Anti rayap yang dibuat keduanya hampir mirip efektivitasnya dengan karya yang diikutsertakan pada ajang Genius Olympiad di New York, Amerika Serikat, Juni tahun lalu, yang diikuti wakil SMAN 1 Tarakan pada waktu itu, Novita Aida Dahlia.

Ketika itu, Novita memaparkan hasil penelitaannya berupa pengaruh zat ekstraktif buah perepat bakau sebagai anti rayap alami. Perbedaannya hanya pada pengaplikasiannya, dimana proyek yang diikutkan di ajang WICE  langsung diujicobakan pada sarana yang sebenarnya, yakni kayu. Sehingga, didapatkan hasil nyata mengenai efektivitas ekstrak buah lindur sebagai bahan anti rayap.

SMAN 1 Tarakan masih akan mengirimkan wakilnya mengikuti ajang internasional lainnya, yakni Kuala Lumpur Engineering Science Fair (KLESF) 2019 di Penang, Malaysia pada bulan depan.

Tim pertama diperkuat Muhammad Nur Rezky Arza, Elvida Oktvaiva dan Mukhamat Sholiki. Kesemuanya merupakan siswa kelas kelas 12 IPA 4. Mereka akan membawa proyek penemuan berupa spray anti rayap yang terbuat dari buah perepat.

Tim lainnya adalah Ilham Prakoso, siswa kelas 12 IPS 2, Muhammad Faturrahman Marsuki, siswa kelas 10 IPA 1 dan Bagus Putra Raharja, siswa kelas 12 IPA 2. Mereka akan menguji proyeknya berupa lampu sein otomatis. Namun, persoalan anggaran masih menjadi kendala dalam persiapan keberangkatan mereka.

“Semoga dua tim yang akan melaju di ajang KLESF bulan depan bisa dapat bantuan,” ujar Ade Kuswara. (*/fen)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X