TARAKAN berduka. Seniman yang tergabung di grup band Oldies, Muhammad Badrani pergi untuk selama-lamanya, Minggu (6/10) dini hari.
Pria 68 tahun, itu mengembuskan napas terakhirnya di kediamannya Jalan Pattimura, Kelurahan Pamusian. Dan, dikebumikan tak jauh dari rumahnya.
Anak kedua Badrani, Kun Prayogie Herlambang, masih terngiang momen spesial saat sang ayah mengajak seluruh keluarganya untuk makan di salah satu rumah makan, pekan lalu. “Di situ kita ngobrol-ngobrol santai, bercanda dan ketawa-ketawa. Engga ada firasat sama sekali,” ujarnya saat ditemui media ini di kediamannya, kemarin.
Kepergian sang ayah pun membuatnya betul-betul merasa kehilangan. Karena menurutnya, sosok sang ayah memiliki ketegasan dalam mendidik. Selain itu, juga mau menjadi pendengar yang baik. “Ayah juga menginspirasi saya. Saya terpukul juga. Tidak ada lagi sosok yang bisa diajak sharing,” ujarnya.
Selain seniman, Badrani juga tercatat pernah jadi pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tarakan. Mulai dari jabatan bendahara, sekretaris hingga ketua harian pernah diduduki pria yang dikaruniai satu cucu dan dua anak itu.
Salah seorang kerabat dekat Badrani, Sjahrial pun mengaku tidak memilik firasat akan kepergian almarhum. Selang satu hari sebelum kepergian Badrani untuk selama-lamanya, dia sempat bermain bersama Oldies Band di salah satu cafe di Tarakan. Dirinya pun tidak menyangka bahwa penampilan di cafe tersebut merupakan penampilan terakhir Badrani.
“Saya tidak menyangka. Waktu saya sakit, beliau yang rawat saya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sjahrial sudah mengenal Badrani sejak 20 tahun silam. Dia menganggak Badrani orang yang ramah dan tidak pernah menyakiti orang lain. Selain itu, juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Karena itu, kata dia, banyak yang mengenal Badrani. (*/sas/fen)