TARAKAN – Batu akik yang sempat tren beberapa tahun lalu, kini benar-benar pudar. Bahkan, di Tarakan yang telah difasilitasi tempat, yakni pasar batu akik di Kelurahan Karang Balik pun sepi dari peminat.
Amiruddin (38), penjual batu akik di pasar itu, mengaku sepi pembeli. Menurutnya, itu juga tidak terlepas dari mnimnya informasi tentang keberadaan pasar batu akik. “Berapa kali ke Tarakan, kemarin ada 2 wisatawan baru tahu kalau ada pasar (batu akik) ini. Sebetulnya, bukan sepi peminat, tapi kurang promosi,” ujarnya.
Dia menyebut, sepinya pengunjung membuat ratusan penjual batu akik angkat kaki dari pasar tersebut. Hanya tujuh pedagang batu akik yang tersisa. “Dulu, kalau ramai bisa 10 batu yang terjual. Tapi kalau sekarang, pengunjung tidak banyak,” ujarnya.
Penjual batu akik lain, Irvan berharap adanya upaya pemerintah daerah romosi untuk menghidupkan kembali tren batu akik. Sehingga, wisatawan lokal maupun asing yang melancong ke Tarakan bisa langsung mengetahui keberadaan pasar khas batu akik tersebut.
“Ini kan ikon Tarakan, jadi promosikan lah. Contohnya pasang iklan di pelabuhan atau bandara kah. Sebenarnya, di sini bisa ramai kalau ada bantuan pemerintah,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjutnya, pasar batu akik menjadi objek wisata. Pasalnya, sebagain besar pedagang sudah menggeluti dan cinta terhadap produk yang dijual. “Kami sudah menjiwai batu akik ini. Kami di sini bertahan bukan karena untung besar,” ujarnya. (*/sas/fen)