TARAKAN – Perencanaan parkir kendaraan dengan sistem elektronik atau e-Parking terus dipersiapkan Pemkot Tarakan. Sosialisasi kepada juru parkir (jukir) dan masyarakat segera dilakukan.
Wali Kota Tarakan Khairul mengatakan, dalam kurun waktu tiga bulan ke depan pihaknya akan mensosialisasikan penerapan parkir elektronik. Setelah itu, di awal 2020 akan direalisasikan. Sesuai dengan sistemnya, parkir tersebut dapat dilakukan secara berlangganan maupun tidak.
“Kalau yang tidak berlangganan tetap pakai porporasi dan besar sekali biayanya. Setahun bisa bayar sekitar Rp 300 ribu. Tapi kalau berlanggan hanya Rp 100 ribu. Itu untuk (sepeda) motor, ya,” ujarnya, Selasa (8/10).
Khairul menambahkan, mengingat tarif parkir yang sudah mencapai Rp 2.000 untuk kendaraan roda dua, dengan adanya parkir elektronik bisa menghemat pengeluaran masyarakat. Selain itu, tujuan lahan parkir tersebut dikuasai Pemkot guna menambah pendapatan asli daerah (PAD).
Disinggung terkait adanya pihak yang sudah mengambil alih parkir di Tarakan, Khairul menegaskan pemerintah tidak boleh dikalahkan oleh kekuasaan non struktural. “Kan di sini ada aparat kemanan. Itulah yang juga kami antisipasi. Kalau sudah begitu, itulah yang menyebabkan munculnya premanisme. Itu yang tidak kita inginkan,” ujarnya.
Terkait 95 jukir, Khairul mengatakan, tetap diberdayakan, meskipun telah diterapkan parker elektronik. Jukir akan digaji bulanan. “Tetap dia memarkir, tapi engga boleh mungut. Itu yang pakai kartu berlangganan. Kalau dia mungut, itu yang ada porporasi,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, ada beberapa kantong parkir yang sudah direncanakan akan dibuka. Salah satunya di Jalan Yos Sudarso dan Jalan Jenderal Sudirman. “Mudah-mudahan nanti awal tahun depan sudah bisa diterapkan. Banyak titik yang kita rencanakan. Memang perlu waktu. Tapi saya kira harus cepat dan tidak tergesa-gesa,” ujarnya. (*/sas/fen)
