TARAKAN – Penerapan transaksi non tunai di kawasan kuliner depan Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB), diakui Wali Kota Tarakan Khairul awal-awal akan membingungkan masyarakat ketika bertransaksi.
Namun, dia yakin ke depannya akan terbiasa dengan transaksi non tunai. “Di Jakarta penggunaan e-Tol sempat juga ada yang kesandung. Saya kira di awal pasti ada kesulitan. Perlu waktu dua sampai tiga bulan-lah ,” ujarnya.
Dikatakan, transaksi non tunai sudah diberlakukan di beberapa kota hingga negara lain. Transaksi tersebut dianggap bisa memudahkan pedagang, serta tidak repot untuk mengembalikan uang pecahan kecil.
“Kalau kembalian Rp 1.000 kan pusing tuh. Kalau non tunai, transaksi sampai 0,5 rupiah pun masih bisa,” katanya.
Menurutnya, penggunaan transaksi non tunai tersebut bisa lebih menjaga keamanan tenant, serta pengunjung. Selain itu, bisa meminimalkan pengeluaran biaya cetak uang kertas dan logam. “Kan kalau dicetak, itu mahal sekali. Baru uangnya bisa dipakai buat pembangunan yang lain. Saya kira tujuannya ke sana,” tuturnya. (*/sas/fen)