Nikmati Pesona Kebun Teh, Pohon Pinus dan Udara Dingin

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 17:46 WIB

Edukasi dan media gathering yang digelar SKK Migas bersama wartawan Kalimantan dan Sulawesi, 8-9 Oktober lalu, juga melakukan kegiatan di alam terbuka. Yakni, di Malino, Kabupaten Gowa, Sulsel.

 

MUHAMMAD RAJAB, Makasar

 

Wisata puncak dengan pesona hutan pinus, kebun teh dan dinginnya udara, tidak hanya ada Jawa Barat. Ada lokasi di Sulawesi Selatan yang juga menyajikan panorama alam serupa, indah dan memesona. Yaitu Malino.

Malino berada Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang menjadi tujuan kegiatan outbound.

Pagi hari sebelum berangkat ke Malino, sempat terbersit dalam hati untuk mengurungkan niat ikut kegiatan alam terbuka. Bukan tanpa alasan. Waktu seharian itu rencananya akan saya manfaatkan untuk menyelesaikan tugas wajib membuat berita untuk terbit pada Kamis (10/10).

Tapi, atas saran rekan kerja saya yang juga ikut dalam kegiatan tersebut, saya putuskan bergabung, meski ada tanggung jawab mengisi halaman di surat kabar tempat saya bekerja. Ditambah lagi saya memang belum pernah menginjakkan kaki ke Malino.

Malino sebenarnya tidak asing di telinga saya, karena sudah pernah ke Makassar sebelumnya. Namun, dari omongan orang-orang yang pernah saya dengar, hanya memberi gambaran kalau daerahnya berhawa dingin. 

Gambaran itu kembali ditegaskan instruktur kegiatan outbond yang mendampingi kami ke Malino. Singkat cerita, ketika itu jam menunjukkan sekira pukul 9.00. Saya dan teman-teman bergegas naik ke bus pariwisata yang sudah disiapkan panitia.

Instruktur outbond, Andi Bahar sudah menyampaikan untuk menuju ke Malino menempuh waktu kurang lebih 2,5 jam. Malino sendiri merupakan daerah puncak yang menurutnya berada di ketinggian 1.200 mdpl.

Karena merupakan lokasi puncak, rute yang dilalui pun menanjak dan berliku-liku. Memberikan tantangan bagi perjalanan kami. Namun, tantangan itu terbayarkan dengan pemandangan barisan bukit-bukit dihiasi awan yang terpajang di sepanjang jalan.  

Malino sebenarnya tidak hanya menyajikan wisata alam, tapi juga wisata sejarah. Sebelum tiba di tujuan, kami lebih dulu singgah di lokasi Deklarasi Malino I yang mengakhiri konflik di Poso dan Deklarasi Malino II untuk mengakhiri konflik di Ambon yang diprakarsai Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lokasi tersebut, menurut Andi Bahar, berada di titik 60 kilometer dari Makassar. 

“Ini juga kota sejarah sih, sebenarnya. Yang di depan itu, pesanggrahan Celebes. Itu yang dipakai konferensi perdamaian konflik Ambon dan konflik Poso. Penuh semua Malino itu sama orang yang konflik dibawa ke sini, perjanjian damai di sini. Makanya Malino itu bisa membawa kedamaian,” ujar pria kelahiran Gowa itu. 

Dari lokasi itu, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan sebenarnya. Hamparan hutan pinus yang menjulang tinggi menghiasi pandangan kami di sepanjang jalan hingga mendekati lokasi. Membuat saya takjub dengan pesona alamnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X