TANJUNG SELOR – Wakil Ketua DPRD Kaltara Andi Muhammad Akbar menyatakan peredaran narkoba yang masih marak, karena dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya persoalan ekonomi.
Mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti di Nunukan dan Sebatik, kata dia, mengambil jalan pintas dengan menjadi pengedar atau kurir narkoba. Apalagi, wilayah tersebut selama ini memang menjadi pintu masuk narkoba ke dalam negeri yang dibawa dari negara lain.
Karena itu, kata dia, membuka lapangan pekerjaan menjadi tantangan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk mengundang investasi sehingga dapat menekan peredaran narkoba. Di wilayah perbatasan, kata dia, lapangan pekerjaan masih minim.
“Pemerintah harus memberikan pekerjaan yang layak bagi masyarakat. Khususnya di perbatasan yang rata-rata menjadi pintu masuk narkotika. Sebab, tidak bisa dipungkiri, pengedar dan kurir juga berasal dari wilayah perbatasan seperti di Sebatik, Nunukan,” ujarnya, Rabu (16/10).
“Karena hasil yang menggiurkan dari mengedarkan narkotika secara tidak langsung menjadi sumber pendapatan mereka,” sambung Andi Muhammad Akrab.
Sejauh ini, dia menilai aparat penegak hukum sudah bekerja dengan baik. Namun, semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat juga memiliki andil. “Sebagai wakil rakyat, kami anggota DPRD Kaltara juga harus menyuarakan masalah narkotika ini. Apalagi beberapa kali kasus narkotika, jumlah barang buktinya di atas 1 kilogram,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat yang ada di perbatasan dapat membantu. Jika ada yang mencurigakan diminta untuk melaporkan kepada pemerintah setempat seperti kepala desa. “Jangan dibiarkan. Kita harus cegah bersama.” imbuhnya. (*/fai/fen)