JAKARTA – Rencana pembangunan PLTA Kayan ditawarkan pemerintah pusat kepada investor Amerika Serikat. Itu sesuai pernyataan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (24/10).
Dikatakan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, sebelumnya Menko Kemaritiman telah melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Selasa (22/10) lalu. Dalam pertemuan tersebut, Menko Kemaritiman dimandatkan untuk menduplikasi keberhasilan pembangunan industri terintegrasi di Morowali dan daerah lain yang juga sukses merealisasikan rencana ini.
“Menko Kemaritiman menyampaikan bahwa Presiden berkeinginan agar PLTA Kayan (tahap I) dapat selesai dalam 5 tahun ini,” kata Gubernur, kemarin.
Untuk menopang upaya tersebut, Kemenko Kemaritiman pada RAPBN 2020 dikucuri anggaran sekitar Rp 350,79 miliar. “Kalau dilihat dari neraca APBN, maka terjadi kenaikan anggaran bagi Kemenko Kemaritiman untuk bidang pengelolaan kemaritiman dan investasi sebesar Rp 79,25 miliar dari SPA yang diusulkan pada 22 Juli 2019, sekitar Rp 271,54 miliar,” ungkapnya.
Gubernur juga memaparkan perkembangan pembangunan PLTA Kayan yang terletak di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan itu. Dituturkannya, PLTA ini dalam proses persiapan untuk memulai pembangunan konstruksi bendungan tahap I dari 5 bendungan yang direncanakan.
PLTA Kayan I (bendungan pertama) diproyeksikan berkapasitas 900 megawatt. Proyeksi secara keseluruhan dari 5 bendungan di PLTA Kayan akan menghasilkan listrik 9.000 megawatt.
“Sesuai informasi dari PT Kayan Hidro Energy (KHE) selaku pemrakarsa, pembangunan konstruksi bendungan akan dimulai awal 2020. Sementara, juga sudah dimulai persiapan mobilisasi alat dan material,” kata Gubernur.
Terkait masalah lahan sesuai informasi dari Pemkab Bulungan yang memiliki kewenangan, dari lahan seluas 225,71 hektare yang dibutuhkan, 70 persennya sudah dibebaskan. Sementara, sisanya dalam proses. Kemudian masalah izin hanya tinggal satu, yakni keamanan bendungan yang sementara dalam proses untuk dikeluarkan dari Kementerian-PUPR.
“Ke depan listrik yang dihasilkan dari PLTA Kayan akan menyuplai Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi,” ujarnya.
Tak itu saja, listrik PLTA Kayan juga akan terdistribusikan di Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor. “PLTA Kayan juga siap menyuplai listrik bagi ibu kota negara (IKN) baru di Kaltim, bahkan bisa diekspor ke negara tetangga, di Sabah dan Serawak, Malaysia,” ujarnya.
Pembangunan PLTA Kayan yang akan dilaksanakan oleh PT KHE, proses perizinannya baru dimulai 2009, atau saat Kaltara masih menjadi bagian dari Kaltim. Dalam progresnya, PT KHE telah melakukan survei, studi kelayakan, studi lingkungan dan secara konsisten terus berusaha menyelesaikan berbagai perizinan yang dipersyaratkan. (hm)