Supriyadi dan Paryanti termasuk di antara 32 pasangan orang tua dari 34 di seluruh Indonesia yang memperoleh penghargaan “Orang Tua Hebat 2019” dari Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Warga Wirobrajan, Kota Jogja, ini dinilai sukses mendidik anak-anaknya meski dalam keterbatasan ekonomi.
WINDA ATIKA IRA P, Jogja, Radar Jogja
Supriyadi dan Paryanti merupakan sosok yang dapat dijadikan panutan dalam mendidik anak di tengah keterbatasan ekonomi. Penerima Keluarga Menuju Sejahtera (KMS) Kota Jogja ini mampu mendorong anak-anaknya memperoleh pendidikan setinggi-tingginya tanpa membuat mereka merasa terpaksa atau tertekan.
Keempat anaknya memiliki prestasi akademik dan nonakademik yang membanggakan. “Ya nggak menyangka sama sekali akan mendapat apresiasi ini. Memang ini yang kami lakukan, mendorong anak-anak agar terus belajar,” ungkap Supriyadi kemarin (10/11).
Warga Ketanggungan, Wirobrajan, ini lalu menceritakan keempat anaknya. Yang pertama Miftahudin Nur Ihsan. Setelah lulus dari SMAN 2 Jogja, Ihsan memperoleh beasiswa Bidikmisi untuk melanjutkan kuliah S1 Pendidikan Kimia di UNY. “Anak saya yang ini alhamdulillah lulus cum laude,” ucapnya.
Hingga kemudian anak sulungnya itu sedang melanjutkan pendidikan S2 Magister Bussines of Administration melalui beasiswa LPDP di Magister Manajemen (MM) UGM. Selain bidang akademik, Ihsan juga memiliki prestasi di bidang karya ilmiah dan bisnis. Sewaktu kuliah di UNY, Ihsan memenangkan 13 kali kejuaraan lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional dan pernah diundang mempresentasikan hasil penelitiannya di Thailand.
Di sisi bisnis, saat ini Ihsan sedang merintis usaha batik tematik dengan brand Smart Batik Indonesia yang juga dipasarkan melalui media sosial Instagramnya yaitu @smart_batik. “Bisnis ini juga dapat penghargaan,” tandasnya.
Penghargaan dari Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (Innovating Jogja) tahun 2019, Bekraf Indonesia (Kompetisi Bantuan Insentif Pemerintah) 2018, UNESCO Jakarta (Penghargaan Creative Youth) 2018, Kementerian Koperasi dan UKM (wirausaha pemula) 2017, serta dari Pemkot Jogja dan Pemprov DIJ.
Anak kedua yaitu Khoirudin Nur Kholifah, setelah lulus dari SMKN 3 Jogja melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Mekatronika UNY. “Yang ini juga melalui beasiswa bidikmisi,” tambahnya. Saat ini Kholif, sapaannya, sedang memasuki semester akhir dan telah memperoleh berbagai penghargaan di bidang robotika, di antaranya juara Lomba Robot Internasional mendapat tiga kali penghargaan di Korea tahun 2019, lomba robot tingkat nasional dan regional yang diselenggarakan Dikti. Selain itu lomba karya tulis ilmiah nasional, dan lomba paper internasional di Malaysia.
Paryanti menambahkan, anak ketiganya, Achmad Syarifuddin Nur Said, saat ini masih duduk di SMAN 1 Jogja. Setelah sebelumnya sekolah di SMPN 5 Jogja. Sedangkan anak bungsunya, Fakhrunnisa Nur Azizaha, kelas satu di SD Muhammadiyah Purwodiningratan. “Ya, kami mendidik mereka ini yang paling penting adalah penanaman nilai-nilai agama dan moral sejak dini,” katanya.
Misalnya dengan mengajarkan ibadah salat dan membaca Alquran sedini mungkin. Selalu berusaha sekuat tenaga, memastikan agar anak-anaknya memperoleh pendidikan yang terbaik. “Demi anak-anak saya sukses, nggak papa kalau beberapa kali harus utang,” ungkapnya.
Menurutnya, pendidikan merupakan hal yang sangat penting sehingga harus diutamakan. Karena dengan pendidikan, wawasan menjadi lebih luas dan kesempatan untuk bekerja ataupun membuka lapangan kerja menjadi lebih tinggi.
Tidak kalah penting dia selalu mendukung setiap minat bakat dari anak-anaknya. “Saya tidak memaksakan anak harus kuliah di jurusan tertentu, tapi mendukung sepenuhnya keputusan anak, asalkan itu baik dan benar,” terangnya. (laz/jpg)