TANJUNG SELOR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara memaparkan data bahwa Kaltara merupakan daerah yang unik. Dikarenakan memiliki tanah yang mengandung kapur sehingga rentan akan kekeringan.
Dengan kondisi tanah tersebut, ketika memasuki musim kemarau maka kekeringan bisa terjadi. Tapi, beruntung provinsi ini masih diberikan curah hujan, meski kondisi musim kemarau.
Itu diungkapkan Kepala BPBD Kaltara, Mohammad Pandi, jika tanah di Kaltara dalam jangka waktu tiga hingga lima hari saja tidak turun hujan pasti kering.
Kaltara juga, menurut dia, sulit terhindar dari bencana kebakaran hutan dan lahan. "Tahun ini bencana karhutla (kebakaran hutan dan lahan) masih terjadi. Khususnya di Kabupaten Bulungan dan Nunukan," sebutnya saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya.
Pada tahun lalu, bencana karhutla malah berkurang. Pandi mengungkapkan, bencana yang pernah dan berpotensi kembali terjadi di Kaltara memang beragam. Selain karhutla, bencana tanah longsor, abrasi, banjir dan angin kencang menghantui daerah ini.
"Bencana banjir paling sering terjadi di Kaltara. Biasanya akhir tahun hingga awal tahun ketika memasuki musim penghujan," terangnya.
Pandi mengimbau, terhadap BPBD kabupaten dan kota agar mengantisipasi terjadinya banjir apabila curah hujan cukup tinggi.
Terpenting, kesiapsiagaan menghadapi setiap bencana oleh seluruh elemen masyarakat. Mengingat, bencana tidak hanya jadi tanggung jawab pemerintah dan aparat semata. Namun semua pihak di Kaltara turut berperan. Hal yang dapat dilakukan dengan mengurangi resiko bencana, agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Berkaitan peralatan dan personel, Pandi menganggap sudah cukup memadai. Meskipun ada beberapa peralatan yang masih perlu ditambah. Seperti ketika terjadi karhutla, bahwa masih kekurangan peralatan berupa selang panjang. Agar menjangkau lokasi terjadinya karhutla. (uno)
