Perketat Keamanan di Bandara

- Kamis, 21 November 2019 | 15:35 WIB

TARAKAN – Antisipasi terhadap aksi terorisme, menjadi perhatian dalam rapat Komite Nasional Keamanan Penerbangan, belum lama ini. Itu pun dibenarkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Anung Bayumurti.

Peningkatan keamanan, kata dia, menjadi solusi yang dilakukan otoritas bandara, termasuk di Kalimantan Utara. “Sudah ada instruksi dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk peningkatan pengamanan di bandar udara,” ujarnya, Rabu (20/11).

Karena itu, dia menyatakan otoritas bandara berkoordinasi dengan Direktorat Pengamanan Objek Vital (Ditpamobvit). “Karena bandara adalah objek vital, sehingga bekerja sama dengan Pamobvit untuk melakukan upaya pencegahan supaya tidak terjadi,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Anung, tanpa peristiwa itu, otoritas bandara diharapkan terus meningkatkan pengamanan di bandara. Selain peran dari pihak bandara, Komite Keamanan Bandara beranggotakan seluruh instansi yang memiliki kepentingan di dalam penerbangan, juga diharapkan berkontribusi.

Ia menekankan pentingnya fungsi koordinasi antarinstansi terkait yang tergabung dalam Komite Keamanan Bandara yang diketuai kepala bandara setempat, serta kesiapsiagaan komite melalui kegiatan simulasi.

Karena keamanan penerbangan tidak hanya menjadi tangggung jawab bandara dan Avsec semata, melainkan semua pihak terkait. Jaminan keamanan akan memunculkan kepercayaan internasional terhadap keamanan penerbangan di Indonesia.

“Tentunya hal yang utama adalah pelaksanaan fungsi koordinasi, itu yang utama, dikoordinasikan oleh kepala bandar udara. Kemudian tentunya supaya lebih memastikan tentunya dibutuhkan simulasi, harapannya secara rutin dilakukan,” ujarnya.

Komite Keamanan Bandara Udara Juwata Tarakan sendiri telah menggelar rapat, kemarin, untuk membahas tugas dan program apa saja yang harus dilakukan dalam upaya menjaga keamanan bandara.

“Intinya adalah kita koordinasi di sini untuk bersama-sama menyusun program, sinergi satu sama lain untuk keamanan di bandara,” ujar Kepala Bandar Udara Juwata Tarakan Fadrinsyah Anwar.

Menurutnya, keamanan dan keselamatan adalah faktor penting bagi penerbangan. Sehingga peran Komite Keamanan Bandara Juwata Tarakan adalah memberikan jaminan terhadap hal itu.

Meskipun seandainya tidak terjadi peristiwa bom bunuh diri di Medan, pihaknya tetap diminta untuk bersiap mengantisipasi keamanan. Aksi bom bunuh diri hanya salah satu kasus yang memberi peringatan kepada pihaknya untuk waspada, karena bukan tidak mungkin terjadi di daerah lain.

“Yang penting adalah kesiapan kita di sini. Kita siap enggak menghadapi itu. Otomatis kalau bicara siap berarti periksa lagi prosedur yang ada, terus keamanan yang ada, kekurangan apa, kita bersama-sama diskusikan tadi bagaimana kita meningkatkan security. Supaya kita bisa mencegahnya,” ungkapnya. 

Dalam rapat kemarin, juga dibahas persoalan apa saja yang dihadapi setiap instansi terkait lainnya dalam rangka menjaga keamanan penerbangan. Sementara itu, berdasarkan pengalaman sebelumnya, menurut Kepala Bidang Keamanan Penerbangan dan Pelayanan Darurat Bandara Juwata Tarakan Budi Prayitno, pernah ditemukan barang terlarang selain narkoba.

“Sudah pernah, waktu itu ada temuan detonator, terus senjata tajam yang mau coba dibawa melalui pemeriksaan tapi ketahuan,” ungkapnya. (mrs/fen)

Editor: uki-Berau Post

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X