Insentif Sudah Tinggi, Tapi Dokter Spesialis Tetap Ngga Minat Bertugas di Sini...

- Sabtu, 23 November 2019 | 13:41 WIB

TARAKAN – Beberapa hal menjadi cacatan Direktur Fasilitasi Perimbangan dan Pinjaman Daerah Kementerian Dalam Negeri Mochamad Ardian Nervianto dari hasil kunjungannya ke Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kamis (21/11).

Di antara catatan penting adalah kurangnya tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis untuk menunjang pelayanan di rumah sakit milik Pemkab Tana Tidung.

Keterangan yang diperolehnya, RSUD Akhmad Berahim di KTT, itu masih kekurangan empat dokter spesialis. Di antaranya, spesialis anak, bedah dan anastesi.

“Padahal upaya sudah dilakukan dengan memberikan semacam take home pay kepada dokter spesialis yang mau bertugas di Tana Tidung, dengan uang sebesar Rp 75 juta per bulan,” ungkap Ardian, Jumat (22/11).

Menurutnya, perlu keterlibatan Kementerian Kesehatan untuk menyelesaikan persoalan kekurangan dokter spesialis. Pihaknya pun menyarankan kepada Bupati KTT untuk bersurat kepada Kementerian Dalam Negeri yang akan ditindaklanjuti dengan mengundang Kementerian Kesehatan.

Adapun terhadap realisasi dana perimbangan yang digelontorkan untuk Kabupaten Tana Tidung, dia menilai sudah cukup baik. Belanja infrastruktur, kata dia, lebih besar daripada belanja tidak langsung.

“Tujuan kami turun untuk melihat langsung apakah laporan secara administrasi yang disampaikan kepada kami dengan fakta di lapangan linier,” ungkapnya.

Ia mencontohkan soal penggunaan dana alokasi khusus (DAK) yang hanya Rp 60 miliar, hasilnya mampu direalisasikan dengan berdirinya dua sekolah terpadu.

Sementara itu, Bupati KTT Undunsyah membenarkan masih kekurangan tenaga dokter spesialis. “Persoalan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung saat ini rumah sakit tipe C lumayan baik, kalau VIP-nya itu standar rumah sakit nasional, internasional, karena di situ fasilitasnya lengkap. Persoalan saat ini tidak adanya dokter spesialis,” ujarnya.

Ia juga mengakui telah melakukan upaya perekrutan dengan menyiapkan insentif bagi dokter spesialis sebesar Rp 75 per bulan per dokter, agar mau mengabdi. Namun, sejak dibuka tahun lalu sampai saat ini belum terpenuhi kebutuhan dokter spesialis secara keseluruhan.

“Semoga ada perhatian Kementerian Kesehatan untuk membantu memberikan solusi atas kebutuhan dokter spesialis di RSUD Akhmad Berahim,” ujarnya. (mrs/fen)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X