Stok Terbatas, Harga Telur Naik

- Jumat, 29 November 2019 | 15:40 WIB

TARAKAN – Harga beberapa kebutuhan mulai mengalami kenaikan. Di antaranya telur ayam boiler yang mengalami kenaikan Rp 2.000 per piring sejak beberapa hari ini.

Pedagang telur di Pasar Gusher, Chairuddin menyebut harga telur ukuran sedang yang sebelumnya Rp 48 ribu per piring, menjadi Rp 50 ribu. Sedangkan telur ukuran besar dari harga Rp 50 ribu naik jadi Rp 52 ribu hingga Rp 54 ribu.

“Kalau yang kecil kami jual Rp 45 ribu. Naiknya yang kecil ini Rp 1.000 saja,” ujarnya. Telur ayam boiler sebagian didatangkan dari Sulawesi, menurut Chairuddin, biasa dipasok hanya 70 piring per hari. Sementara, untuk telur lokal harganya lebih mahal. Dia menyebut hingga Rp 60 ribu per piring.

“Kalau telur lokal mahal memang daripada telur Sulawesi. Baru telurnya cuma terbatas lagi. Stok juga terbatas yang dikasih dari agen. Makanya harga naik,” ungkapnya.

Sementara itu, pedagang sembako, Sanusi, harga bawang merah saat ini di kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram. Sementara, bawang putih di kisaran Rp 32 ribu.

“Naiknya (harga, Red) bawang merah kalau lagi kosong sama dekat Lebaran. Kalau bawang putih, bisanya naik kalau kebutuhan meningkat. Kalau sekarang ini bisa dibilang sudah turun,” ujarnya.

Sanusi menambahkan, untuk harga kacang tanah juga mengalami kenaikan dari Rp 32 ribu menjadi Rp 36 ribu. Sementara, harga gula pasir juga mengalami kenaikan dari Rp 10 ribu menjadi Rp 14 ribu.

“Gula merah malah turun. Dari Rp 30 ribu jadi Rp 20 ribu. Kalau minyak goreng ukuran 5 liter naik dikisaran Rp 6 ribu, menjadi Rp 68 ribu. Kalau beras ada beberapa merek saja yang naik. Sebelumnya Rp 310 ribu, naik jadi Rp 320 ribu. Itu untuk yang 25 kilogram,” ujarnya.

Kepala Bidang Penguatan dan Pengembangan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Tarakan, Romli menyatakan naik dan turunnya harga kebutuhan pokok menjadi fenomena jelang perayaan hari-hari besar keagamaan.

Selain itu, kata dia, fluktuasi harga juga bisa dikarenakan faktor peningkatan dan penurunan ketersediaan komoditas. “Namanya ini fenomena elastisitas pasar. Ketika barang itu kurang, maka harganya meningkat. Ketika stoknya banyak, harganya bisa turun dari sebelumnya,” ujarnya. (*/sas/fen)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X