PNBP Minerba Belum Capai Target

- Selasa, 3 Desember 2019 | 17:12 WIB

TARAKAN – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Utara melaporkan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara belum mencapai target.

“Dimana untuk tahun 2019 bahwa target penerimaan kita itu untuk PNBP sebesar Rp 739 miliar, dan capaiannya sampai dengan September 2019 baru Rp 535 miliar atau 72,32 persen,” ujar Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara (Minerba) Dinas ESDM Kaltara, Adi Hernadi.

Di sisi lain, produksi batu bara di Kalimantan Utara justru hampir memenuhi target sebelum habis tahun. Dari kuota produksi selama satu tahun ini sebesar 8.395.000 metrik ton. Target produksi hampir mencapai target sejak September sebesar 8.340.000 metrik ton, atau 99,35 persen.

Realisasi PNBP yang di luar espektasi itu, menurut Adi, tidak hanya dialami provinsi termuda ini, tapi juga target secara nasional. Yang mestinya hingga triwulan ketiga 2019 di atas 75 persen, ternyata masih 74 persen.

Adi tidak memungkiri penurunan harga batu bara ikut memengaruhi belum tercapainya target PNBP. Menurutnya, harga batu bara acuan (HBA) di triwulan pertama 2019 sempat di kisaran USD 80–95 per ton. Namun, dampak penurunan HBA baru terasa saat masuk triwulan kedua.

“Sampai saat ini ada penurunan harga batu bara yang cukup signifikan. Apabila kita bandingkan dengan awal tahun, hampir 30 persen. Jadi, korelasinya kelihatan. Target yang sudah ditetapkan sudah mendekati 100 persen triwulan ketiga, tapi dari sisi penerimaan masih di bawah 75 persen,” bebernya.

Dia mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan upaya untuk tetap memaksimalkan pencapaian target PNBP, dengan mengusulkan penambahan kuota produksi batu bara ke pemerintah pusat. Itu juga berdasarkan usulan beberapa pemegang izin usaha pertambangan (IUP) untuk penambahan kuota produksi.

Itu juga dilakukan dalam rangka mencegah tidak adanya kegiatan produksi di triwulan terakhir, yang bisa berdampak pada masalah tenaga kerja, ekonomi maupun sosial.

“Dari usulan penambahan kuota produksi, maka perkiraannya sekitar pertengahan bulan Oktober keluar surat persetujuan RKAB yang baru, dengan adanya tambahan sebesar 3.659.000 metrik ton,” ujarnya.

Dengan tambahan kuota itu, ia menyebut total kuota produksi batu bara di Kaltara pada tahun ini sebesar 13.050.000 metrik ton.

Pada tahun depan, dia menyebut target PNBP di Kaltara dari sektor minerba mencapai Rp 747 miliar. Dengan target yang sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun ini, Adi berharap ada kelonggaran terhadap kuota produksi batu bara. Itu dimaksudkan untuk mengimbangi kemungkinan dampak HBA.

Saat ini saja, ia menilai HBA yang masif fluktuatif, kenaikan hanya mencapai USD 1-3 per ton. “Harapannya untuk 2020 kuota yang diberikan oleh pemerintah lebih baik dari tahun 2019. Dan, semoga di tahun 2020 harga batu bara kembali seperti semula,” ujarnya.

Tahun depan, ia memperoleh informasi Tiongkok akan membuka peluang impor batu bara. Potensi ini diharapkan bisa ditangkap oleh pengusaha batu bara di Kaltara melalui kuota yang diberikan tahun depan. (mrs/fen)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X