Presiden Minta PLTA Kayan Mulai Dikerjakan

- Selasa, 3 Desember 2019 | 17:22 WIB

JAKARTA – Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie menuturkan bahwa ada arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk Kaltara pada saat pertemuan tahunan Bank Indonesia di Jakarta pada Kamis (28/11) malam.

Arahan itu adalah agar rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan segera dimulai pada 2020. Dan, Presiden akan memantau terus perkembangannya.

“Menurut Presiden, PLTA Kayan merupakan salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Lewat PLTA Kayan juga akan meningkatkan competitiveness Indonesia, atau Indonesia yang berdaya saing,” kata Irianto.

Menurutnya, Presiden memproyeksikan akan terjadinya penghematan biaya produksi atau production cost tenaga listrik. Dimana selama ini apabila mengandalkan batu bara biaya produksi bisa mencapai USD 6-7 sen. Sementara, apabila menggunakan hydro power hanya sekitar USD 2 sen.

“Pak Jokowi berharap dengan pemanfaatan hydro power ini, investor akan berdatangan ke Indonesia, khususnya Kaltara. Sekali lagi, ini penegasan dari Pak Presiden,” ujarnya.

Tak hanya PLTA Kayan, di Kaltara juga akan dibangun PLTA di Sungai Mentarang, Kabupaten Malinau. Oleh Presiden Jokowi, PLTA dengan kapasitas 1.375 MW itu pun didorong percepatannya.

“Pak Presiden mendorong percepatan pembangunan dua hydro power di Kaltara ini,” imbuhnya.

Untuk diketahui, PLTA Mentarang rencananya dibangun dengan kerja sama dua perusahaan. Yaitu Kayan Hidro Power Nusantara atau PT Kayan Investama Internasional (KII) Group dari Indonesia, dengan Sarawak Energy Berhad (SEB) dari Malaysia.

Irianto juga mengupayakan untuk memenuhi arahan Presiden terkait dengan pencarian sumber baru pertumbuhan ekonomi, selain hydro power. Ini sekaitan dengan transformasi ekonomi yang tengah dikejar oleh pemerintah.

“Selama ini Indonesia banyak mengekspor komoditas dalam bentuk bahan mentah seperti nikel, timah, bauksit, hingga batu bara. Padahal, apabila komoditas tersebut diolah sehingga menghasilkan produk turunan berupa barang jadi atau setengah jadi maka akan memiliki nilai tambah yang lebih besar,” ujarnya.

Mengulang pernyataan Presiden, Irianto menganalogikan batu bara yang apabila diolah menjadi DME atau polypropylene bisa mengganti impor Indoensia atas LPG, atau mengganti impor bahan-bahan baku untuk pakaian.

“Demikian juga dengan produk lain seperti kelapa sawit yang bisa diolah menjadi biodiesel dan nikel, mangan, serta cobalt yang produk turunannya bisa menjadi bahan untuk lithium baterai,” ujarnya.

Apalagi, pemerintah pun sedang mengatur strategi besar bisnis negara agar bisa menjadi pemain besar penghasil produksi baterai lithium dunia. “Ke depan yang namanya mobil listrik itu pasti akan besar-besaran diproduksi, karena orang sudah tidak senang lagi menggunakan energi fosil,” ujarnya.

Potensi lainnya adalah melalui pengembangan destinasi pariwisata baru. Di samping itu, untuk bisa bertahan dalam situasi global yang tidak menentu adalah dengan tetap optimistis. Karena itu, lanjut Gubernur, Presiden mengajak para pelaku usaha dan investor untuk tidak ragu-ragu jika hendak menanamkan investasi.

“Para pengusaha jangan sampai ada yang menyampaikan wait and see. Kalau mau investasi, investasi. Karena kita akan memperbaiki iklim investasi,” ujarnya. (humas)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dinkes PPU Gencar Lakukan Pencegahan DBD

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:20 WIB

Lantik Kades, Bupati Kukar Tekankan Pelayanan

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:45 WIB

47 Rumah Ibadah Dapat Hibah dari Pemkab Berau

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:04 WIB

Pemkab Berau Gencarkan Pencegahan Penularan Difteri

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:01 WIB

Wabup Mahulu Serahkan Bantuan Korban Kebakaran

Senin, 25 Maret 2024 | 11:10 WIB
X