TARAKAN – Rencana mendirikan Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Tarakan yang sudah digaungkan sejak beberapa waktu lalu, batal terlaksana. Hal itu dipastikan Ketua Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Utara, Syamsi Sarman.
Kebijakan moratorium pendirian universitas dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) era Mohamad Nasir, menjadi alasan batalnya menghadirkan Unmuh di Bumi Benuanta.
“Kami awalnya mau membuka Universitas Muhammadiyah Tarakan. Karena ada moratorium dari Menteri Dikti pada waktu itu masih periode Pak Mohamad Nasir, bahwa tidak ada lagi pembukaan universitas, jadi sementara ditutup, yang boleh hanya tingkat akademi, sekolah tinggi dan institute,” ujar Syamsi Sarman kepada Rakyat Kaltara, Senin (30/12).
Dengan kebijakan itupula, pihaknya hanya mendirikan Institute Sains dan Teknologi Muhammadiyah (Instekmuh). Tahapannya saat ini dalam proses di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XI Kalimantan di Banjarmasin.
“Kalau sudah keluar rekomendasi dari LLDikti, kita sudah masuk ke Dikti untuk penerbitan izin operasional. Target kami mudah-mudahan 2020 sudah keluar izin operasionalnya,” jelas Syamsi Sarman.
Pihaknya akan memanfaatkan gedung SMA Muhammadiyah sebagai kampus perkuliahan sementara. Sedangkan gedung rektorat menempati bangunan milik kader Muhammadiyah Sabar Santuso, yang nantinya juga akan diangkat sebagai Rektor Instekmuh.
Syamsi Sarman juga membeberkan, pihaknya akan bekerja sama dengan sekolah kejuruan untuk pemanfaatan laboratorium mendukung perkuliahan. Misal dengan SMK 2 untuk Fakultas Teknik.
Pada angkatan pertama nanti, menurut Syamsi Sarman, pihaknya akan membuka enam program studi yang disesuaikan dengan kebutuhan Kalimantan Utara. Di antaranya perikanan.
Sementara itu, untuk pembangunan gedung rektorat dan perkualiahan permanen, Syamsi Sarman mengaku kalau pihaknya telah menyiapkan lahan kurang lebih 2 hektare di Juata Permai. (mrs/har)
