TARAKAN – Sepanjang tahun lalu, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara menangani 22 kasus dengan 38 tersangka. Jumlah pengungkapan kasus tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 lalu, dengan 30 kasus.
Dikatakan Kepala BNNP Kaltara, Brigjen Herry Dahana, barang bukti hasil pengungkapan terbagi tiga. BNNP Kaltara sebanyak 19,7 kg dan BNNK Tarakan dengan barang bukti 192,99 gram sabu-sabu. Termasuk BNNK Nunukan ada 1,29 gram sabu-sabu.
Meski jumlah kasus menurun, tapi barang bukti yang diamankan lebih besar dari tahun 2018. “Jumlah barang bukti yang kami sita meningkat. Dari 10,1 kg di tahun 2018 dan di tahun 2019 sebanyak 19,9 kg,” sebutnya, Senin (6/1) lalu. Dari kasus yang terungkap, terdiri dari BNNK Tarakan (6 kasus) dan BNNK Nunukan (2 kasus).
Berkaitan tersangka, sudah dalam tahap menjalani persidangan. “Sementara jaringan sindikat narkotika yang kami ungkap ada 5 jaringan. Tiga diantaranya melibatkan warga binaan lapas,” ucapnya. Tahun ini, lanjut dia, perlu membangun sinergi dengan tiga lapas yang warga binaannya pernah tersangkut kasus narkoba.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Kaltara, AKBP Deden Andriana mengaku dari 22 kasus yang berhasil diungkap ini. Empat kasus diantaranya sudah menerima vonis dari majelis hakim. Sisanya, masih dalam proses sidang di Pengadilan Negeri Tarakan dan dalam proses pemberkasan di BNNP Kaltara.
Untuk pengungkapan dan modus yang digunakan jaringan narkoba ini, masih terkendala dengan keterbatasan jumlah personel yang ada. Meski demikian, pengungkapan jaringan besar sudah menjadi atensi dari pimpinan. “Ada juga masih Lapas yang menutup diri dengan kita. Tapi saya tidak mau sebutkan,” pungkasnya. (*/sas/uno)
