Kasus DBD Renggut Nyawa 14 Pasien

- Jumat, 24 Januari 2020 | 16:59 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG SELOR – Tahun lalu, sesuai data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara ada 1.796 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari kasus DBD tersebut hingga merenggut nyawa sebanyak 14 pasien. Dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltara, Agust Suwandy, kasus DBD mulai mengalami peningkatan sejak akhir tahun 2018 dan terus berlanjut hingga pertengahan 2019.

“Data terakhir yang kita miliki, pada pertengahan 2019 ada 941 kasus dengan korban meninggal dunia 12 orang,” ujar dia. Penyebab kasus DBD meningkat, ujar dia, salah satunya intensitas hujan yang cukup tinggi saat memasuki awal tahun 2019. Hasil survei Dinkes ke beberapa lokasi, untuk angka bebas jentik (ABJ) masih sangat rendah.

“Kita survei ke rumah-rumah melihat penampungan air. Banyaknya profil tank milik warga yang tidak pernah dilihat, tapi tetap terbuka,” ungkapnya. Bahkan di beberapa desa, khususnya yang belum tersedia air bersih banyak dari masyarakat yang masih menggunakan profil tank. Sebagai tempat penampungan air hujan dan tidak pernah ditutup. Masyarakat pun enggan menguras air di profil tank, dengan waktu tertentu.

Padahal, menurut dia, di dalam air profil tank banyak berkembang biak jentik. Pemberian abate kepada masyarakat, dinilai tidak akan efektif. Dengan pemberian abate di profil tank, tidak sesuai kapasitas. “Ketersediaan stok abate sekarang ini, jika dibagi ke setiap daerah tentu tidak mencukupi. Tapi bila ada masyarakat yang ingin mendapatkan abate, silahkan datang ke tempat pelayanan kesehatan di setiap daerah,” imbaunya. Pemberantasan dan penekanan angka DBD dibutuhkan kesadaran masyarakat. Termasuk memberantas sarang nyamuk dengan gerakan 3M plus. Yakni, menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air.

Seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum dan lain-lain. Lalu kedua, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Langkah ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. (*/fai/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X