Pastikan Informasi Pasien Corona Hoaks

- Selasa, 28 Januari 2020 | 14:37 WIB
Witoyo
Witoyo

TARAKAN – Masyarakat Tarakan sempat dibuat resah dengan beredarnya informasi mengenai salah satu pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, didiagnosa terpapar virus corona.  

Namun informasi yang belum diketahui sumbernya tersebut, langsung dibantah Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Tarakan, dr Wayan Sukadana. Dipastikannya, seluruh pasien yang dirawat di RSUD, tidak ada yang terjangkit corona. Sehingga, informasi dalam bentuk foto yang tersebar di media sosial tersebut, ditegaskannya tidak benar atau hoaks. Apalagi, seluruh staf maupun perawat yang terlihat dalam foto menggunakan alat pelindung diri (APD), disebutnya bukanlah perawat dan staf RSUD Tarakan.

"Kalau berita itu kita pastikan hoaks," ujarnya kepada Rakyat Kaltara, Senin (27/1).

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Tarakan, Hasbi Hasyim mengaku, pihaknya memang ada menangani pasien yang harus menjalani diperiksa di laboratorium. Namun hasilnya baru bisa dipastikan dalam beberapa hari ke depan. "Berapa lamanya nanti orang lab yang tahu," singkatnya.

Dari pantauan media ini, hampir semua staf RSUD Tarakan, kemarin bekerja mengenakan masker lengkap. Baik itu petugas kebersihan, keamanan, serta dokter.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan Tarakan memang melakukan upaya untuk mencegah masuknya virus berbahaya tersebut.

Dinas Kesehatan memang menginstruksikan kepada fasilitas kesehatan seperti puskesmas, untuk waspada jika menemukan pasien yang mengalami gejala terserang virus corona. Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari surat edaran Kementerian Kesehatan yang diterima Dinkes Tarakan.

“Kita tindak lanjuti ke puskesmas supaya meningkatkan kewaspadaan, karena Tarakan termasuk kota transit. Ada yang dari Tiongkok atau China, kemudian ada gejala, segera diberi perhatian khusus. Kalau memang ada kecurigaan besar, akan dirujuk ke rumah sakit untuk diisolasi,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Tarakan, dr Witoyo, Senin (27/1).

Selain itu, Witoyo mengaku bahwa pihaknya telah bertemu dengan dokter dan bidan praktik, untuk menginformasikan seputar perkembangan wabah virus corona. Dari pertemuan itu, ditindaklanjuti dengan membuat grup WhatsApp untuk berbagi informasi.

“Intinya kami monitor terus, waspada, kemudian kita pesan ke masyarakat, kalau ada gejala demam, batuk, susah bernapas dan disertai ada kontak dengan orang China, atau memang habis bepergian ke China dalam waktu 14 hari terakhir, harus diperlakukan khusus untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.

Upaya pencegahan virus corona sendiri sudah dilakukan pembagian tugas. Menurutnya, tamu dari luar negeri merupakan tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tarakan untuk mendeteksi. Sedangkan Dinas Kesehatan berada di baris kedua seandainya lolos dari deteksi KKP.

Untuk pengobatannya, menurut Witoyo, dari pengalaman sebelumnya, yang namanya virus sampai saat ini memang belum ditemukan obatnya. Sehingga virus yang mewabah sebelumnya seperti flu burung, ebola dan flu babi, hanya diberikan obat untuk mengendalikan agar virusnya tidak berkembang biak secara cepat, dan tidak menular ke orang lain.

Informasi yang diperoleh Witoyo, sampai kemarin belum ditemukan warga yang positif terdampak virus corona di Indonesia. Adapun informasi yang beredar, Witoyo menyebutnya kabar hoaks.

Witoyo menambahkan, virus corona menyerang saluran pernapasan. Karena itu, penularannya juga melalui saluran pernapasan. Misalnya seorang penderita merasakan gejala seperti bersin dan batuk, cairan halusnya kemudian dihirup orang lain dan masuk ke tubuh manusia. Maka jika daya tahan tubuhnya lemah, akan terkena infeksi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X