Transportasi Udara Pengaruhi Deflasi Tarakan

- Rabu, 5 Februari 2020 | 20:18 WIB
BERI ANDIL: Transportasi udara menyumbang deflasi bagi Kota Tarakan.
BERI ANDIL: Transportasi udara menyumbang deflasi bagi Kota Tarakan.

TARAKAN – Disaat terjadi penyesuaian tarif sejumlah kebutuhan masyarakat di awal 2020, Kota Tarakan justru mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus. Badan Pusat Statistik (BPS) Tarakan mencatat terjadi deflasi pada Januari.

Menggunakan tahun dasar baru 2018, Tarakan mengalami deflasi sebesar 0,07 persen dan masuk dalam salah satu kota yang mengalami deflasi di Kalimantan.

“Inflasi untuk Januari, Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Di mana untuk provinsi Kaltara itu sekarang sudah dua kota yang menghitung, Tanjung Selor dan Tarakan,” ucap Kepala BPS Tarakan, Imam Sudarmaji.

“Di kota-kota seluruh Kalimantan itu hanya dua kota yang mengalami deflasi, semuanya inflasi. Kota Palangkaraya dan Tarakan,” sambung Imam. Keberhasilan mencatat deflasi di awal 2020 ini, tidak lepas dari sumbangan komoditas transportasi terutama di sektor angkutan udara.

Bahkan, menurut Imam, meskipun dikeroyok 10 komoditas lain yang justru mengalami inflasi. Transportasi mampu memberikan pengaruh kuat bagi capaian deflasi Tarakan.

Transportasi menjadi satu-satunya komoditas yang mengalami deflasi, di antara 11 komoditas yang menjadi tolak ukur perhitungan tahun dasar 2018. Komoditas tansportasi menyumbang deflasi hingga -4,67 persen.

“Seandainya angkutan udara itu dikeluarin, kita mengalami inflasi juga,” katanya. Hal itu terjadi, disebabkan penurunan tarif tiket pesawat. Bahkan, ada yang menyentuh Rp 500 ribu untuk tujuan Balikpapan. Tidak seperti pada Desember lalu yang masih mengalami kenaikan tiket pesawat.

“Naik turunnya kan dipengaruhi angkutan udara. Sekarang sudah langsung turun harga tiket,” sebutnya. Capaian deflasi di Januari 2020, juga lebih kecil dibandingkan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Yang di awal tahun justru terjadi inflasi. Data BPS Tarakan mencatat, dengan masih menggunakan perhitungan tahun dasar 2012, pada Januari 2019 terjadi inflasi 0,96 persen. Sedangkan pada 2018 mencapai 0,49 persen.

Imam menilai, perhitungan dengan tahun dasar baru, lebih riil karena telah menggunakan pola konsumsi masyarakat tahun 2018 . Ada 11 komoditas yang menjadi perhitungan. Meliputi makanan, minuman dan tembakau, pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kesehatan, transportasi, dan budaya, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman/restaurant. (mrs/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X