TANJUNG SELOR – Ruang gerak para pengedar narkotika di wilayah hukum Polres Bulungan terus dipersempit. Namun tetap saja masih banyak jalur-jalur ‘tikus’ yang sulit untuk diawasi aparat. Khususnya di wilayah pesisir.
Kapolres Bulungan AKBP Yudhistira Midyahwan mengungkapkan, pihaknya masih sulit melakukan penyelidikan terhadap jalur tikus yang dijadikan titik-titik peredaran narkotika di Bulungan. Menurutnya, jalur tikus di Bulungan cukup banyak. Bahkan, di sepanjang garis pantai Bulungan.
“Jalur tikus itu sepanjang garis pantai di Bulungan. Dan juga seluruh tambak yang ada merupakan titik peredarannya,” ungkapnya. Meski kesulitan dalam melakukan pengawasan dan penyelidikan, Polres Bulungan berupaya dengan menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, seperti kepala desa, RT, bahkan tokoh agama dan masyarakat.
“Pengawasan itu kita memperbanyak. Informasi masyarakat juga sangat kita butuhkan. Ada juga orang yang bisa menjadi sumber informasi. Jadi luas sekali,” sebut dia.
Beberapa titik yang perlu diawasi ketat ialah wilayah Bunyu. Pasalnya, Bunyu menjadi salah satu wilayah yang sering dijadikan tempat masuknya narkotika jenis sabu. Kemudian wilayah Sekatak. Di mana wilayah tersebut telah banyak peredaran narkotika. Terlebih lagi, banyaknya tambang emas ilegal dan pendatang, membuat Sekatan rawan akan narkotika. “Sampai ke Tanah Kuning dan Tanah Lia, serta masih banyak lagi. Itu yang sulit kita awasi. Apalagi wilayah pesisir pantai itu menjadi salah satu pintu masuk,” ujarnya.
Kasat Reskoba Polres Bulungan AKP Maulana Aryo Bimo menambahkan, di awal 2020 ini, pihaknya telah mengamankan sejumlah tersangka berjumlah 8 orang dengan barang bukti hampir satu kilo. “Yang terbesar itu 525,56 gram yang diamankan di Mangkupadi. Dan saat ini kami masih memburu tersangka lainnya,” sebut dia. (*/fai/udi)