UPAYA mencegah masuk virus Corona, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltara memperketat pengawasan terhadap tenaga kerja asing (TKA), terutama dari Tiongkok.
Disnakertrans Kaltara mengambil kebijakan tegas melarang sementara waktu tenaga kerja Tiongkok yang ingin pulang ke negaranya. “Sudah kita antisipasi, sejak virus ini terangkat. Mereka kita sekat sudah, tidak boleh pergi dulu. Masa cutinya kita tahan,” tegas Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja Disnakertrans Kaltara, Asnawi.
Kebijakan tersebut, sesuai dengan isu nasional. “Yang jelas pekerja Tiongkok tidak boleh keluar, tidak boleh pulang, yang datang juga kita tolak,” tegasnya.
Asnawi memastikan rutin melaksanakan pemeriksaan. Selain itu, perusahaan tempat TKA bekerja juga berkewajiban setiap bulan melaporkan perkembangan pekerjanya. Jumlah tenaga kerja asal Tiongkok yang ada saat ini mencapai 187 orang. Kebanyakan bekerja untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie menilai pengaruh wabah virus corona sangat besar bagi ekonomi nasional. Di antaranya di bidang investasi.
“Kemungkinan besar proyek PLTA atau proyek besar yang berkaitan dengan Tiongkok itu tertunda. Karena Tiongkok enggak boleh keluar, berapa lama mereka dikarantina. Orang kita susah masuk ke sana (Tiongkok),” ungkapnya, belum lama ini.
Di Kaltara, salah satu investasi Tiongkok adalah pembangunan PLTA Sungai Kayan. “PLTA itu bisa tertunda karena sebagian dana investasinya kan dari konsorsium Tiongkok. Lalu juga, selain China juga memang ada dari Jepang, karena itu kan memerlukan dana sangat besar, ratusan triliun,” tutur Irianto.
“Saya sempat berdiskusi dengan pak Chandra, PT Kayan Hydro Energy. Mereka sudah memulai sambil menunggu izin bendungan dari Kementerian PU, karena komisi keamanan bendungan kan masih mempelajari semua gambar-gambar dan design yang ada,” pungkasnya. (mrs/uno)