Harga Udang Windu Anjlok, HNSI Kaltara Minta Keterbukaan Pemerintah Daerah

- Kamis, 13 Februari 2020 | 14:06 WIB
HARGA ANJLOK: Harga udang black tiger atau udang windu yang menjadi komoditas ekspor Tarakan, kembali turun.
HARGA ANJLOK: Harga udang black tiger atau udang windu yang menjadi komoditas ekspor Tarakan, kembali turun.

TARAKANResahnya petani tambak terhadap anjloknya harga udang black tiger atau udang windu, membuat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalimantan Utara mengharapkan kepada pemerintah daerah. Baik provinsi maupun Kota Tarakan untuk terbuka kepada masyarakat terkait penyebab yang sebenarnya.

HNSI masih mempertanyakan jika alasannya dikaitkan dengan dampak dari penyebaran wabah virus corona. Pasalnya, ekspor udang Kaltara tidak ditujukan ke Tiongkok, melainkan ke Jepang, Eropa dan Amerika.

“Harusnya dari pemerintah kota dan pemerintah provinsi, memberi informasi yang sejelas-jelasnya ke masyarakat. Bila perlu undang masyarakat, petambak-petambak, coolstorage, pos-pos, untuk memberi penjelasan, dampaknya apa sih sebenarnya yang membuatnya harga udang turun,” ucap Ketua HNSI Kaltara, Muhammad Nur Hasan.

Jika dampak wabah corona menjadi alasan anjloknya harga ekspor kepiting bertelur, Nur Hasan menilai tepat. Karena 90 persen kepiting bertelur memang diekspor ke Tiongkok, termasuk kepiting dengan berat 300 gram.

Karena itu, keterbukaan dari pemerintah, sangat diharapkan Nur Hasan. Selain itu, kepada pemerintah daerah untuk menekan pengusaha coolstorage terkait harga.

“Seumpama dampaknya penurunan ini hanya Rp 5 ribu, jangan diturunkan Rp 20 ribu. Ini yang kita minta, kita desak. Artinya, penurunan yang terdampak dia sebenarnya akibat penurunan dampak corona ini hanya Rp 5 ribu per kilo, tetapi diturunkan jadi Rp 20 ribu,” harapnya.

Anjloknya harga udang yang signifikan, diakui Nur Hasan, membuat petani tambak bingung harus menjual kemana. Karena meskipun tempat penampungan udang masih menerima, namun harganya turun.

Selain dihadapkan pada harga udang yang turun. Petambak juga dihadapkan pada produktivitas hasil tambak yang menurun karena berbagai faktor. Sehingga petambak merasa sangat berat.

Nur Hasan mengharapkan pemerintah juga fokus menyelesaikan persoalan produktivitas tambak yang menurun. “Kepada pemerintah provinsi dan kota jangan fokus pada yang lain, fokuslah pada produktivitas tambak,” tutur Nur Hasan. (mrs/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X